Saya punya cerita yang sudah terlalu lama dan sampai sekarang belum juga beres dan mulai sangat-sangat mengesalkan untuk saya.
Jadi begini, saya ikut mata kuliah seminar semester lalu. Jujur, awalnya saya males banget ikut mata kuliah ini tapi lama-lama saya malah ketagihan. Soalnya mata kuliah ini lebih aktif, lebih sering presentasi dan menurut saya itu lebih seru.
Jadi, tugas utama mata kuliah ini adalah presentasi, moderator dan pembahas. Saya melakukan itu semua, saya adalah orang pertama yang presentasi lalu saya melakukan moderator dua kali karena menggantikan yang tidak masuk.
Selesai mata kuliah ini setiap mahasiswa wajib mengumpulkan revisi. Saya sudah melakukannya tepat waktu dan menurut saya dengan hasil yang memuaskan. Saya kaget ketika nilai yang keluar "E", itu adalah sebuah ketidakmungkinan dalam hal ini.
Saya langsung menghubungi dosen mata kuliah tersebut. Ternyata revisi saya tidak diterima, entah revisi saya hilang atau keselip dimana. Akhirnya saya mengumpulkan lagi dan menunggu lagi sampai hasilnya keluar. Ternyata memakan waktu cukup lama.
Sekitar bulan maret baru saya kembali ke kampus lagi untuk melihat nilai. Saya cek ke jurusan sekalian bertanya tentang SK dosen pembimbing, normalnya jika SK itu keluar maka nilai saya sudah tidak mungkin "E".
Dan ternyata SK saya sudah keluar dan saya sudah mendapat dua dosen pembimbing untuk melanjutkan skirpsi saya karena BAB I saya sudah disetujui. Saya sudah tak cemas mengenai nilai, saya jarang ke kampus lagi karena mulai fokus mengerjakan skripsi.
Sekitar bulan Agustus saya kembali ke kampus untuk perwalian, seperti biasa diperlukan transkrip nilai. Saya kaget ketika melihat nilai seminar saya masih saja "E". Saya langsung mencari dosen saya dan bertanya apa yang terjadi.
Kejadian yang sudah beberapa bulan yang lalu ini, dengan kemungkinan besar sudah lupa dan ternyata benar. Lalu saya dianjurkan untuk mengumpulkan lagi revisi saya dan membuat surat pernyataan perubahan nilai. Sesegera mungkin saya kerjakan ternyata ketika besoknya saya ingin memberikan surat, dosen saya itu selalu tidak ada. Dan kejadian ini sudah beberapa hari sampai akhirnya saya memutuskan untuk pulang karena seudah dekat dengan hari raya Idul Fitri.
Saya baru kembali ke kampus hari senin kemarin, karena beberapa yang terjadi di rumah setelah lebaran. Saya ke kampus meminta tanda tangan tapi ternyata surat saya salah dan tentu saya harus menggantinya. Keesokan hari saya kesana lagi dan menunggu dosen yang bersangkutan mengajar di kelas.
Sekitar jam tiga lewat saya dapat tanda tangan tapi tidak mungkin menyerahkan surat ke SBA untuk diganti jadi saya putuskan besok lagi. Ya, besoknya yaitu hari Rabu.
Rabu siang saya ke SBA bermaksud memberi surat, lalu saya diarahkan ke ibu-ibu yang bertugas mengurus nilai. Dia bertanya macem-macem kenapa baru diurus segala macem dan saya menjelaskan tapi saya yakin dia tak mendengarkan saya.
Akhirnya nilai saya masih belum berubah, saya harus mencari KRS yang berisi mata kuliah seminar. Ketika saya minta arsip yang ada di SBA ibu itu tak mau memberi, oh iya pasti sibuk ya dan katanya KRS saya tidak penting buat dia. Oh pasti, tentu saja.
Permintaan tolong saya kepada ibu itu tentu tak di dengar, entah memang sibuk atau menganggap dirinya penting karena mengatakan itu sambil tersenyum sinis di depan muka saya. Tanpa ada niatan untuk menolong sedikitpun.
Saya memang tak memberi materi atau tak ada sesuatu yang bisa diberi tapi bukankah itu sudah menjadi tugas atau sekedar gunakanlah hati untuk menolong dengan ikhlas. Ya, kata-kata saya emang lebay tapi saya enggak punya kata lain selain itu karena nilai ini sudah sangat memuakkan untuk saya dan diujung pangkal masalah ini bukan salah saya. Saya kesal dan saya muak.
Jadi inget kata-kata di film "The Tree of Life", orang baik juga dapet kemalangan yang kadang lebih sering keliatan enggak adil. Ya, di persoalan nilai ini saya adalah orang baik karena saya sama sekali enggak menuntut jurusan yang menghilangkan revisi saya atau marah ke dosen yang lupa mengganti nilai saya bahkan malah saya yang mengurus semua.
Semoga masalah nilai ini beres sebelum saya benar-benar tidak peduli.
Jadi begini, saya ikut mata kuliah seminar semester lalu. Jujur, awalnya saya males banget ikut mata kuliah ini tapi lama-lama saya malah ketagihan. Soalnya mata kuliah ini lebih aktif, lebih sering presentasi dan menurut saya itu lebih seru.
Jadi, tugas utama mata kuliah ini adalah presentasi, moderator dan pembahas. Saya melakukan itu semua, saya adalah orang pertama yang presentasi lalu saya melakukan moderator dua kali karena menggantikan yang tidak masuk.
Selesai mata kuliah ini setiap mahasiswa wajib mengumpulkan revisi. Saya sudah melakukannya tepat waktu dan menurut saya dengan hasil yang memuaskan. Saya kaget ketika nilai yang keluar "E", itu adalah sebuah ketidakmungkinan dalam hal ini.
Saya langsung menghubungi dosen mata kuliah tersebut. Ternyata revisi saya tidak diterima, entah revisi saya hilang atau keselip dimana. Akhirnya saya mengumpulkan lagi dan menunggu lagi sampai hasilnya keluar. Ternyata memakan waktu cukup lama.
Sekitar bulan maret baru saya kembali ke kampus lagi untuk melihat nilai. Saya cek ke jurusan sekalian bertanya tentang SK dosen pembimbing, normalnya jika SK itu keluar maka nilai saya sudah tidak mungkin "E".
Dan ternyata SK saya sudah keluar dan saya sudah mendapat dua dosen pembimbing untuk melanjutkan skirpsi saya karena BAB I saya sudah disetujui. Saya sudah tak cemas mengenai nilai, saya jarang ke kampus lagi karena mulai fokus mengerjakan skripsi.
Sekitar bulan Agustus saya kembali ke kampus untuk perwalian, seperti biasa diperlukan transkrip nilai. Saya kaget ketika melihat nilai seminar saya masih saja "E". Saya langsung mencari dosen saya dan bertanya apa yang terjadi.
Kejadian yang sudah beberapa bulan yang lalu ini, dengan kemungkinan besar sudah lupa dan ternyata benar. Lalu saya dianjurkan untuk mengumpulkan lagi revisi saya dan membuat surat pernyataan perubahan nilai. Sesegera mungkin saya kerjakan ternyata ketika besoknya saya ingin memberikan surat, dosen saya itu selalu tidak ada. Dan kejadian ini sudah beberapa hari sampai akhirnya saya memutuskan untuk pulang karena seudah dekat dengan hari raya Idul Fitri.
Saya baru kembali ke kampus hari senin kemarin, karena beberapa yang terjadi di rumah setelah lebaran. Saya ke kampus meminta tanda tangan tapi ternyata surat saya salah dan tentu saya harus menggantinya. Keesokan hari saya kesana lagi dan menunggu dosen yang bersangkutan mengajar di kelas.
Sekitar jam tiga lewat saya dapat tanda tangan tapi tidak mungkin menyerahkan surat ke SBA untuk diganti jadi saya putuskan besok lagi. Ya, besoknya yaitu hari Rabu.
Rabu siang saya ke SBA bermaksud memberi surat, lalu saya diarahkan ke ibu-ibu yang bertugas mengurus nilai. Dia bertanya macem-macem kenapa baru diurus segala macem dan saya menjelaskan tapi saya yakin dia tak mendengarkan saya.
Akhirnya nilai saya masih belum berubah, saya harus mencari KRS yang berisi mata kuliah seminar. Ketika saya minta arsip yang ada di SBA ibu itu tak mau memberi, oh iya pasti sibuk ya dan katanya KRS saya tidak penting buat dia. Oh pasti, tentu saja.
Permintaan tolong saya kepada ibu itu tentu tak di dengar, entah memang sibuk atau menganggap dirinya penting karena mengatakan itu sambil tersenyum sinis di depan muka saya. Tanpa ada niatan untuk menolong sedikitpun.
Saya memang tak memberi materi atau tak ada sesuatu yang bisa diberi tapi bukankah itu sudah menjadi tugas atau sekedar gunakanlah hati untuk menolong dengan ikhlas. Ya, kata-kata saya emang lebay tapi saya enggak punya kata lain selain itu karena nilai ini sudah sangat memuakkan untuk saya dan diujung pangkal masalah ini bukan salah saya. Saya kesal dan saya muak.
Jadi inget kata-kata di film "The Tree of Life", orang baik juga dapet kemalangan yang kadang lebih sering keliatan enggak adil. Ya, di persoalan nilai ini saya adalah orang baik karena saya sama sekali enggak menuntut jurusan yang menghilangkan revisi saya atau marah ke dosen yang lupa mengganti nilai saya bahkan malah saya yang mengurus semua.
Semoga masalah nilai ini beres sebelum saya benar-benar tidak peduli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar