Rabu, 21 Juli 2010

Saya Pelupa dan Bahagia

Saya sedang mengingat, sungguh-sungguh mengingat. Ini sungguhan.

Oh iya, kalau ada yang baca blog ini dan agak bingung kenapa ini blog kadang-kadang curhat, kadang-kadang sok puitis dan kadang-kadang sok politis. Memang saya belum iseng untuk mengatur-atur, jadi ya isinya tumpang tublek aja. Tapi semua hasil saya bengong.

Kalau yang ini mungkin tentang curhat. Jadi silakan dinikmati, kalau tidak ingin menikmati. Tolong, JANGAN.

Yap, jadi saya sedang mengingat sifat saya yang pelupa. Memang kalau orang bijak bilang walaupun jelek harus dilihat dari sisi positif dan negatif. Lagian kalau dilihat yang jelek-jeleknya terus makanya yang bagus jadi tidak kelihatan.

Maka, saya akan memanfaatkan (lagi) sifat saya yang pelupa itu. Saya akan menghindari yang tidak saya suka. Caranya mudah dan bahagia, cukup tidak dilihat dan lupa.

Makanya sekarang saya bahagia. Saya bahagia. Selalu mengingat saya bahagia maka saya akan bahagia selamanya seperti dongeng.

Jadi, kalau tulisan ini tidak bermanfaat bagi siapapun setidaknya bermaanfaat bagi saya untuk mengingat kalau saya pelupa dan saya bahagia.

Hidup selalu penuh pilihan dan kita selalu punya pilihan, kalau bisa memilih bahagia, kenapa tidak?

Senin, 19 Juli 2010

Jangan di Ganggu (dulu)

Saya bahagia dan mau tidur.

Antara Supir Angkot dan Supir Mobil Pribadi

Hari ini hari minggu dan berguna untuk ketemu orang, jadi saya tadi ketemu teman saya dan berbincang-bincang sampai sore. Lalu, pulanglah saya naik angkutan umum. Kebetulan saya bertemu macet khas sore hari dan kebetulan lagi angkot yang saya naikin itu pula bersentuhan dengan mobil pribadi di depannya.

Jujurnya saya enggak ngerasa apa-apa dan enggak denger apa-apa karena saya sedang asik mendengar lagu. Jadi saya duduk tepat dibelakang pak supir, eh tiba-tiba ada tangan masuk dari jendela. Ternyata itu adalah bapak-bapak yang mobilnya bersinggungan dengan angkot.

Jadi saya yang bengong, kaget ngeliat si bapak-bapak itu langsung hantam dan ibu-ibu yang di mobil marah-marah dan saya tidak melepas benda yang lagi menempel di telinga saya sampai sang supir angkot bilang dia lagi berhenti coba aja tanya penumpangnya.

Saya pikir ini gawat karena saya dijadikan saksi mata padahal saya enggak lihat dan denger apa-apa. Seperti yang saya duga karena saya peramal, tempat itu langsung ramai menggantikan keramaian pasar yang ada dekatnya. Banyak yang peduli dan ingin ikut mukul.

Tiba-tiba orang-orang yang merasa bernasib sama dengan sang supir ikut turun tangan mungkin lebih tepatnya turun bicara dulu, entah sang supir pribadi takut atau malas akhirnya dia kembali ke mobilnya.

Saya pikir bereslah, saya tidak perlu jadi saksi mata. Karena kalau dibawa ke kantor polisi saya akan tidak berguna. Ternyata si supir angkot masih marah, tapi yang aneh, yang lebih marah adalah supir angkot yang lain. Dia malah ngajak kejar itu mobil pribadi ke supir angkot yang saya naiki itu.

Waduh. Saya sudah pikir saya berakhir di kantor polisi, tapi lebih baik begitu sih daripada saya dipukul si supir karena enggak liat dan enggak denger.

Tadinya sih saya simpati saya supir angkota karena dia tiba-tiba kena bogem mentah dan enggak ngebales tapi ternyata pas ada temennya dia malah jadi berani dan dia jadi bilang mau diduitin aja. Haduh.

Akhirnya, mereka mepet-mepet itu mobil sampe berenti terus pas mau berurusan saya turun dan pindah ke mobil lain. Bukan maksud kabur, tapi kalo dipinggir jalan saya pikir cuma pukul-pukulan aja dan saya yang cuma saksi mata enggak mau kena pukul cuma gara-gara lagi denger musik, padahal kalo ke kantor polisi saya mau ikut deh.

Eh, ini yang paling aneh. Pas saya naik angkot yang setelahnya saya jadi bicara dalam hati "kenapa orang-orang ini tau kejadian aslinya, padahal saya yang di angkot itu?". Yah, mungkin mereka terlalu peduli. Pas semua orang di angkot lagi ngomongin kejadian itu, tiba-tiba ada bayi yang bersuara "da da da" atau apa ya karena enggak jelas. Dan semua diam.

Saya pikir bayi itu tau kali ya kalo orang-orang tua pada ngomongin orang lain. Dan bayinya lucu, jadi saya senyum-senyum liat bayi itu.

Minggu, 11 Juli 2010

Menjadi Diri Sendiri

"Be who you are and say what you feel, because those who mind don't matter, and those who matter don't mind."
-Dr. Seuss-

Saya hanya ingin menulis tanpa peduli ada yang baca atau tidak. Saya hanya ingin melakukan apa yang saya mau dan bilang apa yang saya rasakan tanpa peduli pikiran orang lain.

Saya tidak peduli jika banyak yang membenci apa yang saya lakukan karena saya yakin yang saya lakukan adalah untuk kebaikan saya maka saya pun tidak peduli apa yang orang lain lakukan karena saya juga yakin itu untuk kebaikan dia.

Saya yakin untuk menciptakan keselarasan hanya cukup menerima orang lain apa adanya. Setiap hubungan keluarga, pertemanan ataupun percintaan hanya butuh terima apa adanya maka selesailah masalah.

Jadi, saya akan menjadi egois karena bagaimanapun manusia egois. Saya akan menerima semua yang menerima saya apa adanya dan membiarkan semua yang membenci saya.

Silakan benci saya karena saya sungguh tidak peduli. Saya hanya ingin hidup dengan baik dan berbuah baik untuk orang lain.

Jadi, BERHENTILAH IKUT CAMPUR URUSAN ORANG LAIN JIKA TAK DIMINTA ITU SUNGGUH MENGESALKAN!!!

"It is better to be hated for what you are than loved for what you are not." -André Gide-

Sabtu, 10 Juli 2010

Berkah dari si Banyak Omong (buat saya)

Hari ini saya bertemu dengan banyak orang tapi ada dua orang yang berkesan di hari ini. Nah, dua-dunya itu bertolak belakang sekali. Orang pertama banyak mikir dan banyak omong lalu yang satu lagi (katanya) enggak banyak mikir tapi banyak omong.

Saya jadi tergelitik untuk mencuri dengar si orang yang banyak omong. Wow! Pemikirannya itu loh jauuuuuh banget, dari tentang pendidikan sampai percintaan. Hebat sekali dia! Lalu saya jadi mikir gara-gara orang ini bilang "lo harus ubah dulu persepsi lo".

Wow lagi! ini orang hebat banget mau mengubah persepsi orang lain, pasti dia semacam Romi Rafael yang bisa hipnotis. Nah, abis itu saya jadi inget dosen saya pernah bilang tentang selera. Selera, persepsi dan sudut pandang saya pikir tak jauh berbeda. Maka ini ada hubungannya. Dosen saya bilang, "sejak jaman dahulu kala kalau ingin mempermasalahkan selera tiap orang tidak akan ada habisnya", maksud mempermasalahkan disini saya anggap ingin dijadikan sama dan untuk yang lain silakan persepsi sendiri ya. Makanya hebat karena dia mau ubah persepsi temennya.

Nah, ada lagi yang wow dari orang itu. Menurut saya dia berbicara dengan sangat baik tapi tidak mendengar dengan baik, karena setiap temennya bilang sesuatu dia akan menanggapi dengan hal lain yang dia pikirkan. Jadi saya lagi-lagi ingat tentang kekuatan mendengar dari bagian komunikasi. Mendengar itu 80% dari komunikasi loh jadi dalam komunikasi bukan bicara yang penting tapi mendengar, maka akhirnya Gorgeous George juga bilang "You never really learn much from hearing yourself talk."

Dan janganlah mendengar atau melihat sesuatu dengan terpotong karena menurut bapak Putu Wijaya sangat berbahaya. Seperti ini nih yang saya tulis, saya kan mencuri dengar makanya saya nangkep bagian yang menarik dan kebetulan tidak bagus. Walaupun saya tahu maksudnya dia bagus, supaya keliatan keren.

Bukan, ini catatan bukan untuk mencela itu orang. Karena saya justru berterima kasih karena ada hikmahnya saya ngeliat dia itu karena jadi belajar untuk enggak jadi kaya gitu dan saya berdoa untuk kebaikan dia karena udah bawa kebaikan untuk saya. Amin.

Oh iya, buat yang (katanya) enggak banyak mikir tapi banyak omong, maaf ya saya jadiin pembukaan tapi enggak diceritain. Semoga dapet berkah juga.

Rabu, 07 Juli 2010

Manusia = Manusia

Manusia makhluk ciptaan Tuhan. Semua sama dihadapan Tuhan. Kenapa justru sesama manusia yang mempermasalahkan perbedaan?
Mendahului takdirkah? Atau ingin melebihi kekuasaan Tuhan?

Saya pikir semua diciptakan berbeda agar berada di tempatnya masing-masing.