Selasa, 31 Mei 2011

Hati

"Every being in the Universe knows right from wrong." (Prot, K-PAX)

Saya baru aja nonton lagi film K-PAX dan masih terpesona. Kalimat diatas sungguh membuat saya terpesona karena itu benar.

Anehnya, masih saja ada yang berbuat kejahatan secara fisik maupun hati. Padahal tau kalau itu salah. Salah disini karena secara kelihatan menyakiti orang lain. Saya yakin dari lubuk hati yang paling dalam semua orang tahu tentang yang salah itu.

Entah atas dasar agama ataupun kemanusiaan yang namanya menyakiti orang lain itu salah. Alasan, menurut saya hanya sebuah bentuk pembelaan diri. Ya, semua punya alasan, entah dari masalah ekonomi, dendam ataupun hanya sekedar iseng tapi semua alasan kembali ke kepentingan sendiri.

Kepentingan sendiri memang penting tapi kalau sudah menyangkut ke kepentingan orang lain apalagi orang banyak sudah sewajarnya untuk mengurangi si egois, seingat saya ada pelajarannya di SD kok.

Menurut saya hal-hal seperti itu ya hanya alasan toh tetap saja menyakiti orang lain itu salah. Saya juga bukan makhluk sempurna yang tak pernah berbuat salah, mungkin secara sengaja atau tidak sengaja saya pernah menyakiti orang lain. Semoga saja orang yang pernah tersakiti oleh saya mau memaafkan.

Ada beberapa hal yang membuat saya bingung, dari hal kecil yang ada di kehidupan sehari-hari saja. Misalnya selingkuh, berbohong atau menghina. Normalnya, semua pasti sadar kalau itu salah tapi masih saja ada yang melakukannya.

Untuk masalah bohong, mungkin masih bisa ditolerir karena ada bohong yang untuk kebaikan pada akhirnya. Kata Putu Wijaya, ada dua jenis tipu. Tipu yang pertama menyenangkan orang lain di awal tapi menyakitkan di akhir, tipu yang kedua adalah menyakitkan di awal tapi menyenangkan di akhir. Jenis kedua itu yang masih bisa diterima.

Masalah sehari-hari ya sudahlah, yang saya kadang tak habis pikir tentang mengambil hak orang banyak untuk kepentingan sendiri. Ini memang terlalu luas tapi ini menarik buat saya. Contoh mudahnya adalah korupsi yang sering dilakukan oleh petinggi-petinggi di negara ini.

Mengambil uang rakyat untuk kepentingan sendiri. Dilihat sepintas saja sudah jelas kalau itu salah apapun alasannya karena menyakiti banyak pihak, terutama di pihak yang sangat membutuhkan. Sudah susah malah ditambah susah.

Entahlah saya enggak tau apa yang dipikirin sama orang-orang yang berkuasa disana tapi kadang saya geregetan kalo bisa ketemu langsung gampangnya saya pengen jitak dulu sedikit baru saya mau tanya panjang lebar.

Memang saya belum bisa berbuat banyak tapi tulisan ini juga bentuk pergerakan saya loh, ya semoga aja yang berkuasa disana baca, tersindir dan semoga belum bebal.

Saya lupa juga siapa yang ngomong, katanya kalo aja di dunia ini semua pake hati pasti perdamaian bisa tercipta tapi sayangnya masih banyak yang lebih suka menutup hatinya untuk orang lain. Kalau hidup untuk sendiri untuk apa Tuhan ngasih kita hidup di dunia bareng manusia lainnya?

Yah, entahlah. Saya berharap ada banyak orang yang hati dan pikirannya mulai terbuka untuk mengerti orang lain sehingga tercipta hidup yang saling. Itu sih mimpi saya dan semoga menjadi mimpi orang lain juga walaupun jelas-jelas beda kepala.

Senin, 30 Mei 2011

Kamu Benar?

"Kamu salah. Kamu seharusnya seperti ini ini. Kamu tidak boleh begini. Kamu seharusnya begitu. Kamu salah. Kamu tidak boleh begitu. Kamu harusnya mencoba yang ini bukan yang itu. Kamu salah. Kamu melakukan kesalahan fatal. Kamu salah. Kamu harusnya sejak dulu mengikuti kata-kataku. Kamu salah. Kamu tidak seharusnya melakukan itu. Kamu salah."

Lalu, kalau kamu benar kenapa kamu hanya mencari kesalahan orang lain?

Kamis, 26 Mei 2011

Ejaan Baru yang Aneh

Begini ceritanya, ya memang saya ini secara usia sudah tidak bisa lagi dibilang remaja tapi dewasapun seperti belum sampai banget jadi ya entah namanya apa.

Saya sering kesal sama teman-teman yang tulisannya susah dibaca atau sebenernya enggak sesuai sama ejaan bahasa Indonesia. Memang waktu saya masih smp dan masih menggunakan jejaring Friendster tidak dapat dipungkiri kalo saya juga pernah seperti itu, enggak tau juga dulu itu apa yang saya pikirin kayanya pengen keliatan keren.

Cuma sekarang ini loh, ya teman-teman saya kan juga udah bukan smp lagi atau sma. Mungkin sebagian masih ada tapi masa iya masih ingin keliatan keren dengan bahasa yang ajaib itu sih? Aduh, saya enggak pantes sih bilang gini sebenernya tapi ya enggak apa-apa lah ya, toh cuma mau mengeluarkan kegelisahan.

Contoh mudahnya aja deh, nama di Facebook yang bukan nama asli tapi enggak tau nama siapa tapi panjaaang banget dan susah dibaca. Kadang hurufnya besar dan kecil dan kadang juga pake angka, 4 adalah A atau 3 adalah E. Kan udah ada hurufnya kenapa mesti nyusahin dengan pake angka lagi.

Lalu, ya mungkin sudah bergeser lagi tetep pake huruf tapi diganti. Huruf T berubah jadi D atau huruf Y berubah jadi I dan lain sebagainya, misalnya banget ya jadi banged atau sih jadi siy. Sumpahnya saya enggak ngerti dan kadang saya capek bacanya.

Oh iya, ada lagi tentang penggunaan tanda titik atau koma. Setau saya sesuai ejaan, titik atau koma itu tepat sesudah kata lalu spasi tapi sekarang banyaknya spasi lalu titik lalu spasi lagi. Misalnya begini nih : "Budi pergi ke rumah teman . Teman Budi bernama Arif  ."

Lah, sejak kapan jadi begitu? Saya enggak tahu juga tapi ya aneh aja. 

Ya sebenernya sih bukan urusan saya tapi karena saya bingung dan tak mengerti maksud dari tiap orang itu jadi ya saya tulis aja deh tapi saya tak ada maksud ingin mengubah atau apapun. Sebenernya sih terserah mau bagaimana juga bahasanya, tapi setidaknya hargailah Bahasa Indonesia itu sendiri. 

Yah, teman apa lagi sih yang mau diperlihatkan ke orang di umur segini. Cukup apa adanya maka jadi lebih enak ngeliatnya. Buktinya saya tetep keren pake bahasa Indonesia.

Selasa, 10 Mei 2011

Waktu dan Hubungan

Tik tok! 

Pada umumnya itu adalah bunyi waktu. Kadang saya ingin waktu berhenti menunggu saya senang atau sedih tapi tak mungkin. Saya ingat lagi waktu itu tidak menunggu ketika saya senang ataupun sedih. Jadi, saya terus berjalan walau pelan.

Saya sedang belajar lagi tentang apapun, tentang bagaimana saya bisa bertahan hidup. Iya, dalam hidup saya semua kembali lagi dalam seimbang.

Saya sempat kembali ke diri saya sendiri cerita banyak hal yang tak bisa saya sampaikan kepada siapapun. Cerita mengapa saya begini dan mengapa saya begitu. Saya memang terbiasa sendiri dan sendiri sering tak membuat saya sedih.

Saya menikmati apa yang saya jalani ketika bersama keluarga, teman dan sendiri. Tak mau saya ambil pusing kenapa masih sendiri karena memang menerima saya apa adanya ini susah dan belum ada laki-laki tangguh yang sanggup bersama saya tanpa ingin mengubah saya sedikitpun. 

Saya belajar lagi menyeimbangkan hidup saya, membagi waktu dengan keluarga, teman dan sendiri. Ada disaat keluarga dan teman membutuhkan saya dan menyisakan waktu untuk saya sendiri. Beberapa waktu saya senang sendiri, membuat saya lebih tenang.

Waktu saya hanya baru untuk keluarga, teman dan sendiri. Seperti yang saya bilang tadi belum ada yang sanggup menerima saya yang begini ini. Tentu saja saya ingin ada yang mendengarkan dan menemani. Menghibur ketika saya sedih dan tertawa ketika saya bahagia.

Benar, hal paling sedih adalah ketika kita tidak bisa berbagi kebahagiaan tapi tampaknya saya mulai terbiasa dan saya tidak sedih lagi. 

Hidup saya ini sekarang sudah cukup menyenangkan, memiliki keluarga yang kadang memang tidak mengerti dengan jalan pikiran saya tapi pada akhirnya membiarkan saya memilih untuk hidup saya. Memiliki teman dengan berbagai macam sifat, sehingga saya bisa berbagi cerita dan kesenangan.

Mungkin hidup saya akan bahagia ketika nanti ada seseorang yang sanggup menangani saya dan tidak menyerah, membiarkan saya menjadi diri sendiri, mendengar dan mengerti saya. Kalimat itu adalah bentuk keegoisan tiap orang termasuk saya.

Saya akan lebih lebih bahagia ketika ada orang yang bisa berbagi hidupnya kepada saya dengan saling membiarkan menjadi diri sendiri, saling mendengarkan, saling mengerti dan tentu saja saling menghargai.

Sekarang waktunya saya menunggu sembari berbenah diri.