Kamis, 31 Maret 2011

Kebolak-balik

Baru aja saya bikin penghargaan eh saya udah pengen nulis lagi. Ini benar-benar murni karena ngobrol sama temen saya tadi. Jadi, cerita-ceritalah kami itu ngebahas yang sedang seru.

Saat itu tadi yang seru adalah tentang waktu yang tidak tepat. Saya sering banget kalo ditanya apa-apa sama orang selalu bilang "nunggu waktu yang tepat" maksud sebenernya sih saya takut mikir macem-macem dan berusaha sabar.

Nah, cerita-ceritalah kita, enggak panjang cuma sebentar tapi efektif. Dia bilang gini "untung waktunya enggak tepat ya cin? kalo iya pasti enggak seseru ini loh ceritanya". Saya cuma ketawa aja karena bingung juga mau ngomong apa.

Saya ketawa-ketawa sambil mikir, iya juga ya kalo waktunya tepat enggak seru banget ini ceritanya bakal cuma seneng aja enggak bisa jadi seneng banget dan kemungkinan besar enggak bisa lebih seru daripada ini.

Jadi, saya mikir lagi ternyata ada gunanya juga si waktu enggak tepat itu supaya bikin jadi seru dan bisa bikin saya tahu juga kapan itu si waktu yang tepatnya datang. 

Yah, sekarang sebenernya lagi males mikir jauh-jauh juga sih yang penting saya senang aja dulu dan semoga bisa bikin orang lain senang juga.

Penghargaan Untuk Saya

Saya mau bikin penghargaan ke diri sendiri karena bulan ini adalah bulan dimana saya sangat produktif untuk nulis. WOW! Ini ajaib banget karena dalam satu bulan saya bikin 20 tulisan. Haha.

Bulan ini adalah bulannya saya kebolak-balik dengan sangat cepat. Kadang saya seneng dan kadang saya kesel, kadang juga saya seneng banget dan kadang lagi saya kesel banget. Perubahannya cepat dan drastis. Hebat.

Apapun itu semuanya berimbas besar kepada saya sehingga mengakibatkan saya enggak berenti mikir dan supaya keluar jadinya saya nulis. Saya seneng banget. Yah begitulah kira-kira.

Saya berterima kasih kepada orang-orang yang memberi saya rasa, menemani saya ngobrol dan orang-orang yang percaya ceritanya ke saya karena tanpa mereka saya jadi enggak mikir banyak buat nulis ya walaupun sendirian juga mikir. Terima kasih yaaa...

Selasa, 29 Maret 2011

Jujur memang Lebih Baik

Seorang teman saya datang malam ini. Dia bernama Uswatun yang akrab dipanggil Uus. Saya seneng karena dia bawain saya hot chocolate.

Lalu kami ngobrol. Obrolan kali ini sangat tepat sasaran karena enggak lama dan enggak muter-muter. Jadi kami itu ngebahas tentang orang yang ngomongnya dibelakang.

Hah. Itu mengesalkan buat saya dan ternyata juga buat teman saya itu. Jadi kami membahas itu terus menerus sampai keluar jalur tapi enggak jauh. 

Ya. Intinya kalo orang ngomong di belakang itu ya selain bikin kesel juga bikin bingung. Begini kira-kira, misalnya saya punya salah atau bikin kesel orang tapi saya enggak sadar melakukan itu tapi orang yang kesel sama saya enggak bilang malah bilang ke yang lain atau cuma diemin saya aja.

Ah! Itu rasanya enggak enak. Karena didiemin dan enggak tau salah saya apa atau dikasih tau orang lain kalo ada yang bilang saya nyebelin. Kami mengandaikan itu seperti lagi disayat-sayat rasanya lebih sakit daripada ngomong langsung cuma di tusuk sekali abis itu selesai. Memang berlebihan.

Padahal kalo bilang langsung kan saya jadi tahu dan bagusnya saya jadi bisa intropeksi. Tapi kalo saya enggak tau saya malah jadinya kesel dan bingung.

Ya. Kira-kira begitulah. Itu dia kekuatan komunikasi bisa bikin masalah beres walau kadang bikin jadi runyam tapi pada akhirnya komunikasi juga yang ngebenerin masalahnya juga. Oh iya karena saya anak fikom jadi bolehlahya bilang kaya gitu.

Kasih taulah walaupun mungkin nyakitin di awal tapi orang itu pasti lebih seneng dikasih tau. Siapa tau jadi bisa berubah ke arah yang lebih baik.

Senin, 28 Maret 2011

Kemarin itu Saya Senang

Semalam saya nonton wayang golek di kampus. Ini pertama kalinya saya nonton secara langsung. Penasaran banget sih walaupun saya yakin akan banyak kalimat yang saya tidak mengerti tapi saya selalu menikmati nonton yang budaya-budaya seperti itu tuh.

Akhirnya saya tahu ternyata untuk menonton wayang golek itu dibutuhkan kesabaran yang lebih. Ini aneh tapi beneran loh. 

Pagelaran wayang golek itu tepat di lapangan di atas sekre UKM Spektrum yang mana saya adalah salah satu penghuni disana. Nah, mulai dari jam delapan itu udah mulai kedengeran suara-suara lagu sunda yang menarik hati.

Lalu saya naik ke atas itu dan ternyata masih pembukaan. Saya turun lagi dan liat jam udah jam setengah sembilan lewat. Saya ingat. Malam itu waktunya Earth Hour, lalu saya matiin semua lampu yang ada di sana sekalian iseng ganggu temen saya yang lagi makan.

Tak lupa saya mampir ke UKM sebelah untuk memberi tahu untuk mematikan lampu juga. Akhirnya jadilah gelap. Sekalian maksa orang-orang yang ada di dalam itu untuk nonton wayang.

Nah, semenjak gelap saya naik lagi ke lapangan menunggu wayangnya mulai. Sekitar jam sembilan mulailah para pemain musiknya itu beraksi. Saya pikir ini akan segera mulai, saya dan teman-teman saya mulai duduk dan menunggu.

Menunggu dan menunggu berharap lagunya selesai dan wayangnya dimulai. Ternyata saya harus menunggu satu jam untuk melihat wayang itu. Yak. Akhirnya sekitar jam sepuluh itu acaranya dimulai juga.

Di awal saya cuma bisa diem, ngeliat, senyum dan bingung. Sumpahnya saya enggak ngerti sunda alus, jadi saya enggak ngerti ngomong apa itu dalang. Cuma beberapa bagian yang saya ngerti.

Lalu tibalah di adegan berikutnya. Ini lebih modern dan lebih lucu karena saya ngerti. Ada Dedy Cobuzier dan Limbad segala di karakter wayangnya juga ada selipan gosip-gosip artis.

Saya masih ingat tuh bagian yang si dalang bilang, ini mah kalo enggak salah ya. Katanya cantik mah membosankan liat aja buktinya artis-artis pada cantik juga tetep aja dicerein berarti kan membosankan. Alasannya ngawur banget.

Saya paling suka di bagian yang ada satu karakter wayang yang suka mabok. Jadi di awal dan akhir kalimat selalu ada kata "anying". Itu lucu banget. Ini kalo diceritain gini sebenernya enggak ada lucu-lucunya sih emang harus nonton sendiri. 

Eh, tiba-tiba si wayang nyanyi lagunya Darso yang enggak tau judulnya apa tapi ada kalimat ini nih "boga kabogoh jauh". Dan seketika saya ingat mama saya, itu lagu yang sering banget di dengerin mama kalo lagi di mobil bahkan sambil ngetik di komputer.

Ah, jadi kangen mama. Jadi saya langsung sms mama walaupun udah tahu kalo mama udah tidur. Yang penting kangen. Sekarang jadi nambah kangen sama mama. 

Malem itu saya seneng banget, main di sekre, ngobrol-ngobrol, foto-foto, nonton wayang dan ngobrol secara tidak langsung dengan teman saya yang jauh disana dan saya dapet makan gratis dua kali. Beuh. Untuk anak kosan dengan akhir bulan yang parah itu udah kebahagiaan tiada tara.

Iya. Saya yakin sekali tulisan ini enggak ada alurnya. Enggak jelas mau cerita tentang apa. Yang jelas, saya kemarin malam itu senang dengan berbagai macam hal yang menimpa saya.

Kamis, 24 Maret 2011

Biarlah Saya tetap Menjadi Saya

Saya habis baca tulisan seorang teman. Tulisan itu mengingatkan bahwa saya pernah berpikir seperti itu dan bahkan sampai detik ini saya masih berpikir seperti itu. Sebuah pikiran yang terlihat dan terdengar egois karena saya tak mau berubah karena orang lain.

Ya atau tidak saya pasti egois. Ego saya tinggi dan sepertinya disertai dengan toleransi yang tinggi pula. Karena saya membiarkan orang-orang yang berada disekitar saya tetap begitu sesuai porsinya. Kadang sebagai teman yang baik atau anak yang baik atau kakak yang baik saya berusaha mengingatkan tapi pilihan ada ditangan mereka. 

Saya mengingatkan kalau mereka kadang mengganggu pikiran saya tapi apapun mereka saya tetap menerima. Saya terima ibu saya mengingatkan tentang berbagai hal dalam hidup saya, sayapun terima jika teman saya juga mengingatkan. Tapi pilihan ada di saya bukan?

Toh saya mencoba menjalani hidup saya ini dengan baik dan berusaha untuk tidak menyakiti orang lain. Tapi bukan menuruti apapun keinginan mereka hanya saya mencoba untuk menghargai semua saran yang diberikan itu membuat saya berpikir.

Nanti. Ketika saya yakin ingin memilih saya akan memilih. Saya tidak ingin berubah karena orang lain. Perubahan karena orang lain pada diri saya selalu berakhir dengan sementara karena saya berusaha memenuhi apa yang diinginkan oleh orang-orang yang saya sayang. Dan saya kelelahan. 

Kelelahan karena saya tak mungkin mengikuti semua. Lelah karena ingin memenuhi apa yang mereka inginkan tanpa peduli apa yang saya inginkan. Mungkin memenuhi keinginan mereka juga itu yang saya inginkan melihat orang lain bahagia.

Tidak. Saya tidak mau merasa kelelahan seperti itu lagi. Saya sayang semua yang memperhatikan saya tapi saya juga sayang diri saya sendiri. 

Saya hanya ingin menjadi diri saya sendiri yang berusaha menjadi yang terbaik paling tidak untuk saya. Mendengar kata mereka dan memilih untuk saya. Menghargai apa yang sudah diberikan kepada saya dan menjalankan hidup saya dengan sebaik-baiknya.

Don't change yourself. YOU need to find someone who loves you just the way you are NOT someone who wants you to change just to satisfy them.-The Notebook-

Aku hanya Aku

Kalian tahu tidak? Sesaat aku tertidur. Lalu aku terbangun oleh suara yang menyakitkan telingaku. Aku terbangun. Aku diam, berpikir dan mencari. Apa? Kenapa? Dimana?

Tidak lagi sadar aku untuk itu. Kesadaranku menghilang tanpa ku tahu. Kesadaran tentang apa yang aku tak tahu. Aku melakukan itu aku sendiri tanpa siapapun. Siapa kamu? Apa maumu?

Tak ada yang menjawab. Hanya suara-suara itu terus mengganggu. Mengganggu tanpa aku tahu maunya apa. Aku apa? Hidup dengan siapa? Dia mengganggu? Menggangu dan aku terganggu dan tidak.

Tidak. Aku tidak tahu apa yang mengganggu. Hanya saja suara itu terus membuatku mencari. Mencari apa yang perlu kutahu. Apa iya aku perlu tahu? 

Aku sendiri sejak lama. Tanpa ada siapa. Siapa kamu?  Entah. Kenapa tidak kau biarkan aku membusuk di sini? Aku senang walaupun baunya menyengat.

Kamu ingin bau ini juga? Kamu juga ingin membusuk? Kurasa tidak. Selama ini tidak. Tidak ada yang ingin bau busuk ini. Tidak. Kurasa ini tidak busuk. Memang tidak busuk. 

Tik. Tak. Itu bukan jam. Tapi aku mendengar suara. Suara yang dekat dan jauh. Membuat alat bantuku itu berputar. Berputar keras hingga aku kelelahan.

Selalu saja begitu. Sepertinya masih saja begitu. Biarlah aku begini dan kau begitu. Aku tak protes kau begitu maka biarkan aku begini. Begini ya begini. 

Benarkah selalu ada permainan? Kalau iya siapa lagi yang jujur di dunia ini? Apa hanya aku? Aku tak peduli jika hanya aku. 

Aku jujur dan biarlah aku jujur. Biar semua apa adanya karena pada akhirnya kau akan tahu.

Aku hanya aku dan biarlah aku tetap menjadi aku.

Sabtu, 19 Maret 2011

Doa karena lihat Bulan

Tadi saya naik ke atas genteng kosan saya karena (katanya) malam ini ada bulan super. Lalu saya liat bulan eh ketutup awan karena memang tadi itu hujan. Lalu saya ke kamar lagi, buka situs jejaring sosial saya dan semua orang ngomongin bulan, saya jadi gemes dan saya naik lagi ke atas genteng itu.

Kali ini saya tunggu sampe awan-awan minggir dan mengizinkan saya melihat bulan itu. Akhirnya setelah beberapa menit bulannya mulai keliatan sedikit demi sedikit. Bulan malam ini bulet dan oren. Saya sih ngerasa itu bagus banget bulannya.

Lalu saya mulai berdialog dengan diri saya sendiri karena saya emang sendirian naiknya. Enaknya duduk di atas sana bisa lihat sekitar tapi enggak ada yang tahu kalau saya ngeliatin.

Saya mulai lagi berdialog dan saya mencoba mengajak Tuhan berbicara. Hati-hati karena percakapan ini terlihat galau tapi ya saya enggak tahu juga sih. Cuma mengeluarkan apa yang waktu tadi itu saya pikirin. Kira-kira beginilah percakapannya :

"Tuhan, hari ini bulannya bagus banget, makasih ya udah ngijinin saya buat ngeliat bulan ini. Nanti kalo Tuhan ngijinin saya ngeliat bulan yang bagusnya kaya gini lagi boleh enggak ada yang nemenin saya? Sayang banget deh ngeliat bulan yang bagus sendirian. Kan lebih enak kalo bisa sambil cerita-cerita."

"Tuhan, siapa aja boleh ko, asal nerima saya apa adanya, bisa bikin saya jadi lebih baik dari sekarang dan Tuhan setuju dia yang nemenin saya."

"Tuhan ijinin lagi saya liat bulan yang kaya gini ya? Sama orang yang spesial yang Tuhan pilihin. Terima kasih Tuhan."

Yah. Intinya begitulah. Sebenernya panjang sih, tapi saya pikir-pikir tadi cerita saya itu cuma muter-muter aja. Intinya mah ya cuma itu. Saya baca ulang dan keliatan galau padahal tadi pas bilang itu saya seneng banget.

Saya mengutip kata-kata temen saya, semoga doa saya tadi masih diberi tempat. Semoga nanti saya bisa lihat bulan yang bagus kaya tadi itu dan enggak sendiri.

Jumat, 18 Maret 2011

Etikanya Egois dan Jujur

Saya seneng deh, akhir-akhir ini mood saya ke nulis ada terus. Jadi aja saya nulis terus. Padahal dulu buat menimbulkan keinginan nulis susahnya minta ampun. Sekarang saya jadi punya banyak perasaan tapi tetep juga masih punya logika dan kerennya sekarang bisalahya diatur-atur yang mana yang harus dominan.

Yah. Intinya sekarang saya lebih jujur sih. Semuanya aja ditulis dengan semena-mena. Daripada di pendem sendiri jadi beban. Walaupun masih belom bisa keluar semua yang penting keluarlah dikit-dikit.

Sekarang ini nih saya lagi mikir tentang masalah egois dan jujur. Saya yakin Tuhan punya tujuan ngasih saya hidup di bumi sama orang-orang lain. Supaya saya bisa belajar dari orang lain dan menghargai orang lain.

Saya memang egois, siapa sih yang enggak egois? Tapi ya ada kadarnya juga sih kalo ada hubungannya sama orang lain. Supaya saling menghargai kan ya? Mungkin kadang saya enggak sadar terlalu egois tapi seenggaknya saya berusaha untuk mengurangi itu. Ayolah teman, ini kalo yang lagi saya omongin sadar. Tolonglah, hargai temanmu yang satu itu.

Nah, kalo masalah jujur. Ini sih lebih ke saya sendiri. Sepertinya di detik ini saya lebih memilih jujur dan langsung tahu akibatnya daripada diem dan dipendem. Apapun resikonya saya terima. Semoga saya tidak dibenci, dijauhi atau diapapunlah karena saya terlalu jujur.

Semangat kawan! Jujurlah! Katakan dan lakukan apa yang kamu mau tapi ingat kalo ada hubungannya sama orang lain, hargailah dia!!!

Rabu, 16 Maret 2011

Tentang Janji dan Temannya, Kepercayaan

Saya punya cerita. Ini cerita zaman dulu tapi bukan dongeng. Ini kisah nyata. Zaman dimana saya masih percaya dengan semua. Ketika saya masih punya mimpi-mimpi aneh dan berharap semua terwujud. Sampai sekarang saya masih punya mimpi itu dan berharap itu juga terwujud dengan cara apapun bedanya saya lebih santai atau lebih entahlah, sekarang saya suka menggunakan kata entahlah itu.

Saya makhluk sosial yang punya hubungan dengan siapapun. Keluarga, pertemanan bahkan percintaan. Sebenarnya aneh bilang percintaan tapi saya tidak punya istilah lain. Dengan keluarga tentu hubungan tetap seperti itu jadi tidak perlu saya bahas.

Pertemanan. Saya suka berteman, bercerita atau berbagi apa yang sedang saya dan teman saya itu rasakan. Kelihatan tidak rumit tapi menjadi rumit ketika saya tahu teman saya tidak semua bisa dipercaya. Ya. Saya tahu melalui berbagai hal, bagusnya saya jadi tahu yang mana teman saya. Saya tidak dendam walaupun dulu saya benci tapi yasudahlah karena dari semua yang banyak saya jadi punya sedikit teman yang istimewa dan saya lebih memilih itu.

Percintaan. Semoga nanti saya bisa menemukan istilah lain untuk ini. Saya adalah seorang pemimpi tentang ini. Pernikahan, kisah-kisah romantis, pengorbanan dan berbagai macam hal yang kelihatan indah. Ya. Lagi-lagi ini semacam dirusak oleh beberapa orang dan kemungkinan besar oleh saya sendiri juga.

Pernah ada yang berjanji banyak hal dengan saya. Saya terpukau karena masih ada yang mau menerima saya apa adanya. Saya luluh dan saya percaya. Memang janji itu adalah hal paling menyeramkan setelah kepercayaan. 

Ternyata janji memang tinggal janji. Kata-kata hanya keluar seperti angin dan entah arahnya kemana. Janji itu entah hilang atau dilupakan sayapun tidak tahu yang saya tahu janji itu tidak pernah ditepati sampai detik ini. Dan membuat yang namanya kepercayaan pun hilang bersama angin itu.

Hilanglah kepercayaan saya terhadap orang-orang tertentu yang termasuk teman. Ternyata mencoba untuk percaya lagi pun sulit jadi saya biarkan. Setidaknya saya berusaha untuk memaafkan. 

Sayangnya, beberapa hal yang terjadi di masa lalu membuat saya menjadi takut untuk percaya kepada orang lain apalagi orang baru dan tentunya saya juga takut untuk berjanji.

Untungnya, saya juga belajar untuk menjaga kepercayaan yang diberi kepada saya. Bahkan sepertinya saya memilih untuk dikucilkan bahkan mati untuk memegang kepercayaan itu. Satu hal, saya tidak ingin orang lain merasakan apa yang saya rasakan. Saya selalu bersyukur dari semua hal yang pernah saya lewati itu saya masih bisa belajar.

"Never lie to someone who trusts you, never trust someone who lies to you."

PS :
* Kutipannya diambil dari serial asing "Dexter"

Sabtu, 12 Maret 2011

Ini Doa untuk Semuanya Loh

Hari ini saya kembali ke desa, dari rumah saya di kota lalu ke desa. Eh, di tengah perjalanan teman saya mengirim pesan singkat yang namanya sms. Dia berkata "tau ga ndi, Jepang kena gempa dan tsunami loh?". Sayangnya saya enggak tahu karena sepertinya ada di berita ketika saya sudah berangkat.

Sampailah saya di kosan lalu duduk-duduk, buka internet dan ngobrol sama teman saya lewat Yahoo! Messenger. Dia kasih tahu lagi tentang gempa di Jepang itu. Saya pikirnya enggak parah lalu si teman saya bilang coba buka Google kalo enggak bisa liat televisi.

Saya bukalah. Hanya berhasil sekitar lima menit dan itu tampak mengerikan. Tadinya saya enggak khawatir sama nasib teman saya yang berada di Jepang itu tapi liat beritanya jadi ngeri juga. Akhirnya saya sms lagi dan kirimin pesan lagi. Coba-coba telepon eh enggak bisa.

Jadi setelah saya coba telepon dan enggak bisa itu saya diem aja, bingung juga mau ngapain karena enggak mungkin saya ke Jepang walaupun mau. Lalu saya memutuskan untuk ke kampus supaya bisa menonton berita di televisi.

Sampai kampus liat berita makin ngeri. Saya kirim pesan lagi. Belum ada jawaban. Barulah saya sadar kenapa enggak liat situs jejaringnya aja ya. Ternyata dia udah bilang enggak kenapa-kenapa. Baguslah banget.

Saya lihat berita lagi, cek perkembangan terakhir. Dan saya terpukau loh. Dengan apa entahlah tapi saya lihat di sana sudah siap menghadapi bencana. Yah, walaupun siap kalo kejadian juga pasti enggak enak rasanya.

Entah rasanya seperti apa nunggu apa yang akan terjadi lagi selanjutnya. Tapi saya berdoa aja terus dari tadi untuk teman saya dan keluarganya itu dan untuk semua rakyat Jepang. Semoga bisa melewatinya, memang klise banget sih tapi saya emang enggak bisa ngapa-ngapain. Kalo ada yang mau beliin saya tiket kesana. Saya mau banget ikut bantu.

Akhir kata, saya berharap semua yang sedang sedih hatinya entah karena apapun semoga diberi kekuatan lebih. Kalau memang membutuhkan saya, hubungilah ketika saya bangun ya. Semangat ya kawan! Saya juga!

Senin, 07 Maret 2011

Tentang Permintaan

Kemarin-kemarin saya baru mendengar teman saya bercerita, cerita biasa tentang sehari-harinya. Tapi tidak cuma itu sih ada beberapa hal yang bikin saya teringat dengan cerita teman saya yang satu lagi.

Nah, cerita teman saya yang pertama ini tentang keinginan. Dulu waktu dia belum punya sesuatu itu dia terus meminta dan mendeskripsikan dengan detail keinginannya kepada dirinya sendiri. Sekarang dia punya hampir 80 persen sesuai.

Senang diawal tapi akhirnya sekarang tidak, ternyata dia tidak perlu semua itu.

Lalu cerita sebelumnya tentang teman saya juga tidak jauh beda, bedanya detail keinginannya saya tahu karena dia menceritakan. Sampai akhirnya dia punya lagi-lagi awalnya dia senang sekali. Saya juga ikut senang.

Beberapa bulan kemudian muncul keluhan tentang ini itu, semua yang dia bayangkan dia dapatkan tapi ternyata menimbulkan kebosanan dan rasa yang entahlah sepertinya dia juga tidak mengerti.

Kalo udah denger cerita teman gini saya selalu jadi ingat dengan saya sendiri, pernahkah saya seperti itu? Iya saya pernah waktu saya ingin Nintendo DS melalui perjuangan beratlah sampai akhirnya saya punya.

Tahu tidak sekarang Nintendo DS itu ada dimana? Di atas lemari baju saya dengan sekitar beberapa bulan tanpa saya sentuh. Lagi-lagi ini saya bilang awalnya saya senang dan terus memainkannya.

"Hati-hati dengan permintaanmu.."

Sabar ya Teman..

Saya sedih deh ngeliat temen saya yang satu itu, emang sih saya jarang ngobrol sama dia dan tau tentang cerita-cerita itu juga dari temennya. Entah kenapa ngerasa ngerti mungkin karena pernah kaya gitu kali ya.

Sampe-sampe enggak bisa diajak bercanda dan dia kaya keilangan sesuatu semoga bukan mimpi-mimpinya. Yah, emang rasanya enggak enak banget tapi mau apa lagi waktu saya kaya gitu juga enggak bisa apa-apa jadi cuma diem, diem bukan berarti ga usaha tapi itu udah jalan terakhir.

Emang bener ya pengalaman itu guru yang berharga soalnya saya cuma liat itu temen saya lalu saya jadi seakan tau apa yang lagi dia rasain, ini agak sok tau sih makanya saya bilang seakan karena saya enggak mungkin tau persis.

Mau coba nanya dia butuh cerita atau enggak tapi takutnya dia enggak nyaman soalnya waktu itu saya kesel banget waktu ditanya-tanya terus. Mungkin saya ini sekarang lebih beruntung karena temen-temen saya udah ngerti dan enggak nanya.

Inget-inget aja kalo Tuhan itu enggak tidur loh, dia liat semuanya yang terjadi dan buat yang bikin kamu yang temen saya jadi kaya gitu mungkin belum sadar kalo bikin orang lain jadi sakit. Semoga aja disadarin dengan inget yang namanya hidup itu kebolak-balik.

Bukan bermaksud jahat kalo nanti dibales tapi ya itu mah pasti. Kalo enggak pernah sakit nanti malah jadi sombong kan.

Waktu pasti biarin semua ini lewat kok walaupun enggak tau kapan, yang saya yakin teman saya itu akan jadi kuat dan lagi-lagi ngambil kata-kata orang "sesuatu yang tidak membunuhmu akan membuat kamu jadi kuat" itu kata Friedrich Nietzsche.

Minggu, 06 Maret 2011

Janji Saya dengan Inggris

Sekarang-sekarang ini nih saya lagi enggak berani berpikir jauh ke depan. Ada alasannya loh, soalnya dulu-dulu kalo saya berkhayal dengan logika cerita di akhirnya pasti beda sama apa yang saya pikirin. 

Lalu sekarang saya mengikuti apa yang hati saya mau dan ternyata itu bikin pikiran saya marah, marah karena hasilnya bertolak belakang. Ah, ini bahasa yang saya pake aneh banget.

Ya, intinya lah saya ini masih susah ditebak maunya apa. Nanti maunya begini enggak berapa lama lagi maunya begitu. Itu dia yang bikin saya takut untuk bikin janji sama siapa aja. Saya kan yang paling tahu saya ini siapa dan selalu saya yang baik enggak mau bikin orang kesel sama saya.

Bukannya juga saya enggak tau maunya apa dan gimana, saya tahu banget saya ini maunya apa dan bagaimana tapi saya ini berubah dengan sangat cepat jadi saya kalau ngomong ke orang dikit-dikit supaya enggak ketauan kalo berubahnya cepet.

Cuma yang saya sadari beberapa waktu lalu itu, ada satu keinginan saya yang belum berubah semenjak saya SD loh. Saya mau banget ke Inggris dengan alasan yang berbeda-beda. Awalnya saya mau ketemu Beckham lalu saya mau jadi wartawan bola terus saya mau lihat rumah Sherlock Holmes dan yang terakhir saya mau ngobrol sama Gary Oldman.

Dengan alasan yang beda itu tujuan saya tetap satu yaitu Inggris. Saya jadi ngeri, secara enggak langsung itu janji sama diri sendiri dan saya pernah lupa. Jadi saya pikir, janji itu walaupun yang mengucap janji udah lupa tapi waktu akan menarik orang itu untuk menepati janjinya.

Nah, ini dia yang bikin saya takut janji sama orang lain. Rasa bersalah kalo enggak nepatin, kalo saya enggak bisa ke Inggris saya jadi enggak nepatin janji ke diri sendiri dan itu pasti bikin saya kesel. Apalagi ke orang lain kan?

Untuk orang lain saya enggak mau janji apa-apa lagi ah cuma kalo emang saya harus melakukan sesuatu untuk orang itu saya akan mencoba melakukan yang terbaik tapi enggak pake janji. Percaya aja saya melakukan yang terbaik karena saya ini orangnya bisa dipercaya ko dan tanpa sadar ini kaya bikin janji ke orang-orang kalo saya bisa dipercaya. Sial.

Jadi inget sebuah percakapan yang keren banget. Ini dia kira-kira potongannya :

"Pada tahun akhir saya di kampus, saya bergabung dengan Skull and Bones, sebuah perkumpulan rahasia, begitu rahasianya, sehingga saya tidak dapat mengungkapkan apa-apa lagi." George W. Bush menulis kalimat itu di dalam buku otobiografinya.

Pada waktu penulis otobiografinya bertanya lebih dalam lagi tentang Skull and Bones, George W. Bush berkata pelan "Can you keep this secret?". "Yes, I can", jawab penulis.

kemudian Mr.President berbisik di telinga penulis dengan ramah, "Me too...".

Entahlah itu apa hubunganya..

Rabu, 02 Maret 2011

Suka itu Biasa

Float - Biasa

Reka-reka cara 'tuk mulai bicara
Sandiwara awali semua cerita
Tumbuh sejuta asa di hati
Berharap terpenuhi
Terbuai paras jelita suka, memang hal yang biasa

Janji-janji terucap tanpa sadari
Kata hati tiada didengarkan lagi
Waktu berlalu
Suka pun jadi hasrat 'tuk memiliki
Cinta jelita masih di mata
Belum turun ke hati

Semula indah terasa
Mereka s'ribu rencana
Jelita tiada miliki kembaran rasa
Cinta hanya di mata
Percuma

Tiba waktu jelita rasakan jemu
Kala itu pura-pura yang terlaku
Jemu yang kian terbendung lama
Kini sampai batasnya
Terbuai paras menawan baru
Suka jadi penyatu
Cinta lama berlalu

Semula indah terasa
Mereka s'ribu rencana

Jemu yang kian terbendung lama
Kini sampai batasnya
Cinta jelita hanya di mata
Takkan turun ke hati

Semula indah terasa
Mereka s'ribu rencana
Jelita tiada miliki kembaran rasa
Cinta hanya di mata
Percuma

Ingatlah, suka itu biasa. Pendek sih tapi ngena sekali loh. Terima kasih kepada Float yang mengingatkan saya. Semoga saya tidak hanya suka di mata tapi sampai ke hati kepada yang nanti akan menjalin sesuatu yang entahlah dengan saya. Entahlah karena itu sesuatu yang tak terjelaskan bagi saya.

Entah Kapan

entah kapan



Waktu itu saya sedang di tepi pantai sedang melihat-lihat sambil mengambil gambar. Lalu saya lihat ada kelapa bekas ini nih. Saya enggak tahu nama pastinya apa jadi terima saja ya kalau saya sebut kelapa bekas.

Saya perhatikan lama sekali. Saya lihat mereka diterjang ombak kecil, terombang-ambing kesana kemari. Tapi tidak saya sentuh hanya saya lihat. Saya ingin tahu nantinya mereka akan kemana.

Saya mengandaikan mereka hidup. Seperti sesuatu yang tidak bisa terlepas mungkin kalau dilepas bisa saja. Saya terus memperhatikan dan jadi berpikir. Apa sih yang mereka rasakan?

Berdua terikat, terganggu dan tak bisa terlepas. Apa mereka benar terikat? Atau mereka benar terganggu? Mungkinkah mereka benar tak bisa terlepas?

Oh. Pikiran saya melayang jauh. Jauh sekali. Apa kisah saya bisa jadi seperti mereka? Haha. Kisah apa? Percintaan? Apa lagi yang berhubungan dengan dua orang selain percintaan? Karena pertemanan tentu tidak serumit itu.

Saya ingat lagi tentang kata sementara. Mungkin mereka sementara dan akan terlepas atau mereka akan terus bersama walaupun ada ombak besar sekalipun? Entahlah saya tidak tahu.