Senin, 31 Mei 2010

Maaf, Buku Anda Saya Baca

Saya hanya bisa terdiam dan terpaku melihat isi buku yang saya temukan dijalan. Buku milik orang lain yang seharusnya tidak saya buka. Isinya tentang kepedihan yang sangat dalam. Saya menjadi sedih. Sedih yang sangat dalam.

Banyak hal yang hanya bisa ditulis sendiri. Sendiri tanpa boleh orang lain tahu. Tapi saya tahu karena kelancangan saya membacanya. Saya merasa bersalah. Tidak. Tidak boleh ada yang tahu lagi.

Saya seharusnya segera menutup buku itu dan mencari pemiliknya tapi apa daya, saya hanya terus membaca. Membaca yang seharusnya tidak saya baca. Saya akan meminta maaf ketika saya menemukan pemiliknya.

Maaf saya lancang, maaf saya penasaran, maaf saya ingin tahu dan maaf karena akhirnya saya membuka buku Anda.

Saya sedih dan menghela nafas panjang.

Senin, 17 Mei 2010

Saya sedang belajar

Saya baru saja kembali di hidup lama yang baru. Bertemu lagi dengan orang-orang lama yang dulu.
Banyak yang masih dengan pekerjaan lamanya dan ada juga yang sudah naik jabatan. Saya senang.

Bertemu dengan Bapak tukang becak yang dulu waktu SD selalu mengantar ke sekolah, atau para tukang becak yang mangkal di ujung gang, mas-mas penjaga fotocopy di depan komplek, tukang nasi goreng yang sering lewat depan rumah dan tukang bakso langganan waktu SMA.

Semuanya masih sama, masih mengingat saya dan sayapun mengingat mereka. Bahkan ada yang ingat kalau saya kuliah di Bandung bukan Jatinangor. Senang sehari-hari bisa bertemu lagi dengan orang-orang itu dan bertegur sapa.

Saya ingat sejak saya punya ingatan mereka bekerja disana dan sampai sekarang masih disana. Mungkin mereka mencintai pekerjaan mereka atau memang tidak mau atau tidak bisa mengganti pekerjaan lain.

Entahlah. Tiba-tiba saya termotivasi untuk maju. Saya mencintai diri saya. Sangat. Saya ingin menjadi orang yang terus berkembang. Saya ingin mencintai semua yang sudah saya miliki dan akan terus mengejar yang belum saya miliki. Saya hanya yakin akan tercapai seperti sama bertemu Float.

Saya juga kurang mengerti tentang apa hubungan orang-orang lama dengan motivasi untuk maju. Saya hanya ingin tidak selalu berada di tempat yang sama dalam waktu lama. Tapi saya sangat menghormati dan menghargai mereka.

Saya hanya ingin maju dan berkembang karena saya sendiri bukan disebabkan oleh orang lain nanti hasilnya ingin berguna untuk orang banyak (kalau saya lagi baik.

*untuk diintip ketika saya dimasa depan

Adik Saya yang Hebat

Saya sudah lama kagum terhadap adik saya yang bungsu.

Adik bungsu saya sejak lahir tuna rungu. Lahir dengan kondisi fisik yang menarik diberkahi dengan kulit putih, hidung mancung dan tampan.

Beranjak di usia yang seharusnya sudah mulai mengenal kata ternyata dia belum. Saya kesal ketika orang bilang dia tidak bisa bicara dia hanya belum bisa bicara. Semakin besar saya semakin mengetahui sifat-sifatnya. Yang dahulu ketika saya kecil saya benci karena sangat egois, selalu marah dan tidak mau kalah.


Saya mulai sadar dan memahaminya ketika saya mulai berandai-andai menjadi dia. Saya merasa yang paling dekat dengan dia karena saya dulu sebelum saya kuliah di luar kota saya sering berbincang dengan dia. Saya sampai memahami dan menciptakan bahasa kami. Ya, kadang hanya kami yang mengerti.


Saya pernah mengalami masalah dan entah mengapa dia tahu. Tanpa bicara karena dia memang belum bisa bicara, dia hanya duduk dan saya memeluknya. Sudah lama sekali.

Ketika saya tidak ingin bercakap-cakap dengan siapapun maka saya hanya akan mengajak dia nonton di bioskop, saya suka karena dia tidak akan bertanya apa-apa.

Kadang saya membayangkan jika menjadi dia, apa rasanya tidak bisa mengeluarkan apa yang ingin disampaikan dengan baik. Hanya kepada orang-orang tertentu dan tentu tidak penuh dipahami. Sedangkan manusia makhluk sosial yang masih butuh orang lain.

Sejak kecil dia sangat suka bermain game sampai sekarang dia sangat mahir di beberapa permainan. Dia bahkan lebih jago di dunia maya dibanding adik saya yang satu lagi. Dia pengingat yang sangat baik.

Dia juga sangat perfeksionis, yang selalu mengunci rumah, mematikan televisi sebelum tidur dan bertanya siapa yang pulang paling akhir dan jam berapa. Saya pernah kena semprot suatu waktu karena pulang melebihi dari jam yang saya janjikan. Dia marah melalui surat, yang isinya hanya angka dicoret, nama saya dan tulisan salah. Tapi saya sangat malu membacanya.

Ya. Saya sangat terinspirasi oleh adik saya. Saya ingin menjadi teman bercengkramanya seperti yang dulu. Saya berharap dia menjadi orang yang sukses dan saya ingin berada dibelakang, disamping dan didepannya sepanjang waktu sampai dia bisa hidup dengan dirinya sendiri.

Saya dan Adik saya yan hebat

Sabtu, 15 Mei 2010

Cerita Saya Ketemu Float

Saya yakin ini adalah cerita yang ditunggu-tunggu oleh semua pihak pecinta saya dan Float.
Amin.

Cerita dimulai semenjak saya batal ikut seminar dan memutuskan untuk pulang lebih awal dan kelaperan. Jadi, saya kelaperan ini berkat saudara Archie yang hendak menahan saya di Jatinangor. Saya kabur seketika ketika Archie terlelap.

Pulanglah saya naik Primajasa dan membeli makanan yang dijual oleh abang-abang, harganya murah hanya dua ribu rupiah. Makanlah saya, sempat sih merasa itu rasanya agak gimana tapi apa daya saya lapar. Habislah itu makanan.

Sesampainya di rumah saya makan lagi dan langsung tidur.

Tak dinyana sehari sesudahnya saya sakit perut akut di ulu hati, ya entah sakit perut atau sakit ulu hati yang jelas sakit.

Hari berganti menjadi hari Jumat dan ternyata sakit perut saya tak kunjung sembuh, padahal hari itu adalah hari yang saya nanti. Dengan tekad bulat dan kuat saya kabur dari rumah ketika ayah tidur dan ibu belum pulang. Sebenernya enggak guna juga kabur karena pulangnya enggak ditanyain juga.

Saya menunggu teman saya di Dunkin' Donuts Pondok Gede atau bahasa gaulnya Dado. Tepat waktu jam tujuh dia tiba dan berangkatlah kami. Tiba di Brewwww kemang pukul setengah sembilan. Dengan percaya diri saya masuk dan langsung bertanya ke mas-mas ganteng yang ada di Bar. Pokonya intinya saya tanya tentang Float dan dengan baiknya dia bilang "udah reserved tempat?".

Sial. Enggak ada tulisannya di webnya kudu mesen tempat. Dan mas-mas ganteng yang ternyata PR bilang tempatnya udah penuh. Eh, dia malah ngasih tau Float nanti bakal duduk dimana sebelum main. Oke dan minta tolonglah sama si mas PR untuk bilangin kalo Float udah dateng saya mau foto.

Naiklah saya karena tempatnya berlantai dua. Katanya Mas PR ganteng tunggu aja di Bar atas. Eh, saya langsung disambut sama The Trees and The Wild yang enggak nyangka kalau mereka ada juga.

Tiba-tiba temen saya bilang "ndi, setengah 10 nih pasti Floatnya udah dateng". Dengan penuh percaya diri saya turun menuju ke tempat duduk yang dikasih tau Mas PR lucu. Ada sosok pria berbaju kuning lagi ngobrol sama orang. Lah, saya tangannya langsung dingin. Lalu ada sedikit percakapan.

Baju Kuning : "Eh, awas itu ada yang mau lewat."
Orang lain : "oh"
Saya : (nyengir) "Bang Meng kan?"
Baju Kuning : "oh iya"
Saya : (nyengir) "saya Cindy"
Bang Meng : "oh, Cindy yang di fesbuk ya?"
Cindy : (deg-degan) "wah ko inget?"
Orang lain : "oh, Meng orangnya emang baik selalu inget temen"
Bang Meng : "dari jam berapa Cin?'
Cindy : (nyengir dan terkesima) "jam stengah 9 Bang, takut rame dan ternyata iya. haha"
Cindy (lagi) : "boleh foto bareng?"
Bang Meng : "boleh!! Bontel, Raymond ini ada yang mau foto nih. Yuk!"

Yah masih panjang sih tapi ini baru percakapan pertama saya.

Lalu saya naik lagi menunggu Float main. Pas Float nya lagi cek sound, Bang Mengnya berdiri aja di pinggir-pinggir terus dengan niat tulus saya berdiri deket-deket sana berencana paling depanlah. Lalu tiba-tiba sudah ada disebelah Bang Meng aja. Dia bertanya :

Bang Meng : "kesini sama siapa Cin?"
asli ini mah saya seneng banget nama saya diingat sama idola saya.
Cindy : "sama temen Bang, oh iya saya udah denger lagu yang Ke Sana loh."
Bang Meng : "wah, gimana?
Cindy : "oke banget Bang, nuansa jadul-jadul gitu"
Bang Meng : " haha. iya emang begitu"
Cindy : "asik banget tuh"

Nah pembicaraan saya potong lagi karena agak panjang, saya sempet nanya tentang lagu yang Perlahan dan tentang Float mau bawa berapa lagu. Wah, seneng banget deh!

Lalu, ketika Floatnya dimulai. Saya tak banyak cing-cong langsung duduk paling depan tanpa alas. Tapi saya paling depan banget, sumpah ini bener-bener depan.

Ada enam lagu yang dibawakan No Dream Land, Stupido Ritmo, Surrender, Sementara, 3 Hari Untuk Selamanya dan Pulang. Jadi, tadinya mereka cuma nyanyi sampe 3 Hari Untuk Selamanya katanya udah eh, penonton bilang "Pulang, Pulang, Pulang". Ambigu. Bang Meng bilang "sayang panggungnya kecil, kalo gede kita ngumpet dulu dibelakang sampe dipanggil. haha. basi banget ya".

Akhirnya bernyanyilah lagu pulang dan selesai beneran. Ah! Selesai itu saya minta foto lagi khusus berdua Bang Meng. Mereka dilanjut dengan ngobrol-ngobrol dan lain-lainlah. Sampai akhirnya mereka turun yang saya pikir mereka pulang, mau nyamperin tapi lagi makan. Yaudahlah.

Nah, akhirnya saya mau pulang karena perut saya begitu lagunya abis tak lagi berkompromi dan terus bergejolak. Pas turun. LOH! Masih ada di bawah. Saya dari jauh udah nyengir-nyengir kuda aja semua personilnya. Dan ini yang paling tak terduga di akhir dia bilang " Eh, Cin. bla-bla-bla" saking grogi saya ga inget dia ngomong apa. entah makasih atau oke gitulah. Jadilah saya menuju ke kursi mereka dan bilang temen saya mau foto lalu ditutup dengan bilang "tadi oke banget, kalo mau ada lagi kabar-kabarin ya?" dan dia bilang "sip-sip, dikabarin.

Sudah, malam itu saya super bahagia sampe detik ini juga pas keingetan seneng banget. Sumpah ini mah mimpi jadi kenyataan. Dengan pelajaran yang sangat berharga "semudah ituloh bikin orang lain seneng, hanya cukup mengingat namanya apalagi kalau udah dianggep idola itu jadinya sangat berkesan".

Nah, ini bukti nyata

Jumat, 14 Mei 2010

Seimbang

Saya sedang kembali ke masa lalu untuk melihat baiknya saya.
Ini boleh karena untuk belajar.
Saya hanya akan mengambil di bagian baiknya saja.

Saya belajar.
Saya hanya boleh mengetahui apa yang boleh saya ketahui.
Maka, yang belum saatnya.
Biar waktu yang membuka.

Saya belajar.
Semua harus seimbang.
Saya punya sisi jahat dan baik, dan akan saya biarkan.

Saya belajar.
Saya peduli dan tidak peduli.
Saya peduli pada orang yang membutuhkan saya.
Saya tidak peduli pada orang yang mengacuhkan saya.

Jadi, saya ternyata mempunyai dua sisi.
Yang akan saya biarkan menjadi seimbang.
Karena semua hal yang berlebihan akan menjadi tidak baik.
Saya biarkan sesuai dengan porsinya.
Saya biarkan sesuai dengan bagiannya.

Saya hanya tahu saya penipu

Kamu tahu saya tahu.
Saya tahu.

Saya hanya tahu apa yang sedang terjadi.
Saya melampaui takdir.
Dan saya benci.

Saya hanya tidak ingin merasakan yang saya sudah tahu.
Karena akibatnya akan sama.
Saya sudah belajar.
Saya memang ingin belajar lagi.
Tapi bukan pelajaran yang ini.

Saya memang pemilih.
Saya hanya ingin tanpa rasa yang membuat saya bahagia.
Jadi pergilah saat ini, saya tidak butuh.

Saya hanya ingin sendiri.
Yang saya tahu semua orang adalah penipu.

Jadi jangan percaya atas semua yang sudah saya lakukan.
Dan jangan percaya atas semua yang sudah saya tulis.