"Kadang, semuanya sudah berjalan begitu manis dan indah, sampai salah satu berkata.. 'Aku mencintaimu'." Tadi pagi saya lagi buka Twitter lalu saya baca kalimat itu. Saya langsung ketawa sendiri dan tidak menyangkal sama sekali. Saya ketawa bukan karena menyangkal dari si kata sakral itu, tapi menurut saya itu kata yang memang mengerikan untuk diucapkan dan terlalu berat bebannya. Enggak tau apa hubungannya, tapi kemarin teman-teman saya mungkin sedikit memaksa saya untuk punya pasangan. Masa depan yang jauh-jauh disana. Ya, saya tahu keputusan saya hari ini akan mempengaruhi masa depan saya tapi saya tidak suka bentuk apapun dari kata "paksa". Saya masih normal, tertarik dengan laki-laki, ada pikiran untuk punya pasangan, menikah dan punya anak. Tapi saya santai, santai banget atau lebih tepatnya saya percaya dengan Tuhan saya tentang masalah jodoh itu. Saya itu males pacaran, males ribet, males berantem, males bosen dan enggak tau deh pokonya males. Oh iya saya males ternyata saya berbagi dengan orang yang salah. Mungkin lebih tepatnya belom ada laki-laki yang -paling enggak- keliatan bisa dipercaya. Jadi bukan saya enggak mau punya pasangan atau nikah dan embel-embelnya tapi saya menunggu yang mau nerima semua kejelekan saya sembari saya meperbaiki diri, ya yang boleh merasakan kebaikan saya cuma yang mau nerima kejelekan saya dong. Saya pikir enggak ada gunanya saya berubah karena orang lain yang enggak punya tujuan jelas sama saya, nunggu saya udah baik dulu baru mau, seenak jidat ye. Lebih baik kan kalau kita bisa belajar sama-sama nerima yang baik dan yang jelek. Lalu, mungkin kata "Aku mencintaimu" bukan hanya sekedar kata lagi.. |
Minggu, 11 September 2011
Pasangan Ideal
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar