Selasa, 15 Juni 2010

Laki-laki Luka

TEK!

Mataku terbuka. Dan aku lihat sesosok laki-laki jelek dengan banyak borok di sekujur tubuhnya. Jelek sekali. Aku ingin mendekatinya tapi bau badannya membuatku ingin muntah.

Luka besar yang ada di perutnya itu mengeluarkan lendir dan lendir itu yang mengeluarkan bau teramat parah. Bau busuk! Aku jijik melihat laki-laki itu.

Aku hanya berdiri di dekat laki-laki itu, hanya beberapa langkah saja aku bisa mendekati dan membantunya. Tapi itu tidak kulakukan karena aku tidak tahan bau. Maka kuperhatikan saja dia.

Banyak orang-orang lewat dan sebagian membantu menutupi lukanya. Tak jarang juga ada yang hanya melihat sambil menutup lubang penciumannya. Bahkan ada yang memberikan tatapan hina.

Mungkin aku akan membantunya. Mungkin. Ah! Kenapa aku berpikir seperti itu. Dia bau busuk bahkan melebihi bau kotoran.

Setiap hari aku berada disana tanpa melakukan apa-apa. Setiap hari dia semakin bau dan boroknya sudah menyebar hampir menutupi tubuhnya. Aku tidak dapat mengingat.

Aku tertidur. Aku bermimpi. Racun. Banyak. Besar. Tumpah. Teriak. Sampah. Gelap.

Aku kesal. Aku tidak dapat mengingat apa-apa. Aku akan menolongnya. Nanti. Ketika kudengar suara keluar melewati kedua bibirnya.

3 komentar:

CSB mengatakan...

"Aku akan menolongnya. Nanti. Ketika kudengar suara keluar melewati kedua bibirnya."

ini kalimat lain untuk jawaban dari pertanyaan aku kpd pendeta di gereja, "Kenapa kita harus berdoa? Tuhan kan tau semuanya?"

Lalu pendeta jawab, "Tuhan ingin kamu minta langsung kepada-Nya. Contoh, ketika kamu jadi ayah, kamu tau anakmu ingin mainan yang terpajang di etalase ketika kalian melewatinya. Gerak-geriknya menunjukkan demikian. Tapi kamu akan lebih senang jika anakmu meminta langsung padamu. Karena hal itu berarti terjadinya pembicaraan. Dan ingat, Ia selalu rindu berbicara denganmu."

Penulis Dunia Dua mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Penulis Dunia Dua mengatakan...

waw. memang kadang hanya perlu kata "tolong" dan "terima kasih" untuk meredam amarah ditambah lagi dengan kata "maaf".
aku sangat senang kata-kata itu walau keliatannya simbolis tapi ketika diucapkan dengan tulus itu sangat berarti.