Sabtu, 29 Agustus 2009

Tulus (hingga) Imbang

Saya sedang menikmati masa-masa sendiri saya. Sendiri disini waktu saya dengan saya yang benar-benar sendiri sehingga saya bisa berpikir jenih tentang saya tidak dengan perasaan.

Saya akhirnya atau sementara berpikir jernih tentang kemanusian atau lebih tepatnya tulus. Saya benci dengan segala macam bentuk bohong walaupun kadang saya suka bohong demi saya karena pada ujungnya pun manusia egois.

Semua tahu karena pada akhirnya tentang kasih saya sesama manusia adalah hal penting dibalik semua tentang profesionalisme atau apapun. Karena hanya hal itu yang tidak dapat diukur dan tidak mungkin bohong.

Menerima manusia apa adanya adalah hal yang paling indah menurut saya karena rasa itu tulus dan bisa dirasa walaupun sedikit mistis karena wujudnya tak terlihat.

Sudah tidak perlu alasan mengenai ketulusan. Sudahlah hal itu tidak usah dipertanyakan. Karena ketulusan menyebabkan orang dapat berbuat lebih untuk dirinya bahkan untuk orang lain.

Saya memang tidak sempurna karena akan ada yang menyempurnakan dan menutup semua yang tidak saya punya karena hidup pasti seimbang kan. Itu adil dan bukan berarti sama.

Karena seperti kata pepatah saya punya jalan sendiri, dan kamu punya jalan sendiri dan sebagai jalan yang sama atau jalan yang benar itu tidak benar-benar ada karena proses tiap orang berbeda dan janganlah mengganggu jalan orang lain karena tiap orang pasti punya tujuan sendiri.

Saya diam bukan tak tahu atau tak mau tapi saya diam karena kadang ini jalan saya dan saya punya tujuan. Tujuan saya hanya saya yang tahu karena seperti kata Sherlock Holmes perencana terbaik hanya dia yang tahu rencananya.

Jadi, saya akan tulus menerima apa adanya sambil menunggu ketulusan yang ada sehingga ketulusan kami menjadi yang seimbang dan menimbulkan perasaan yang nyata karena semua itu tidak lagi butuh alasan.

Tidak ada komentar: