Minggu, 23 Oktober 2011

Film dari Tuhan

Semalem itu saya agak uring-uringan karena enggak bisa tidur lalu saya jadi baca-baca di internet tentang insomnia segalam macem. Ada yang bilang susah tidur itu karena secara fisik dan mental enggak capek. Padahal saya abis main sepeda jauh-jauh dan ya memang sih lagi kurang tekanan karena kontrol diri saya lagi bagus.

Kalau kontrol diri saya lagi bagus ada kelebihan dan kekurangannya, pastinya saya lebih tenang dan cenderung bisa meredam emosi tapi saya jadi enggak terlalu semangat mengerjakan apa-apa, si saya jadi sombong karena berhasil mengontrol diri yang susah ini jadi merasa enggak ada yang perlu dilakuin dan enggak perlu ngasih pembuktian ke siapapun.

Lalu saya mikir-mikir apa yang biasanya bikin saya semangat sih dan muncullah pikiran oke, saya itu semangat kalo lagi patah hati. Paling tidak ada dua orang yang memberi pembuktian, orang itu dan saya. Pembuktian itu yang butuh tekanan, saya harus bisa kontrol diri dan jadi lebih baik daripada yang orang itu pikir.

Entah kenapa juga setiap patah hati saya jadi rajin. Kamar saya rapih, saya mandi setiap hari dan selalu ingin melakukan kegiatan apapun. Blog tentang film itu akibat patah hati dan blog ini ya pastinya sama. Pokoknya ada hasil ketika saya patah hati dan bawaannya pengen kerja aja.

Dengan pintarnya semalam saya minta sama Tuhan, saya bilang ingin patah hati supaya semangat. Tapi hati kecil saya sadar kalau ini dikabulin Tuhan saya sesungguhnya enggak mau-mau banget patah hati, jadi saya bilang lagi, "semoga Tuhan mengabulkan semangatnya aja enggak usah patah hatinya".

Dan tahu apa yang terjadi? Saya semangat. Ini enggak mustahil.

Saya bangun tidur langsung nonton televisi dan kebetulan lagi ada film The Shawshank Redemption. Saya nonton lagi dong karena filmnya bagus dan tring. Semangat saya muncul seperti disulap, itu bukan sulap tapi doa saya dikabulin dan sedikit berharap doa yang satu lagi enggak usah dikabulin.

Iya, saya baru inget lagi kalau saya itu punya film yang selalu menemani saya melewatkan waktu. Ketika sedih ada banyak film sedih yang membiarkan saya menangis, ketika saya merasa sendiri ada film-film yang sepi sendiri yang bikin saya mikir bukan cuma saya yang punya perasaan itu di dunia ini.

Kalau perasaan saya lagi bagus tentu ada film-film yang membantu perasaan saya menjadi bahagia dan ketika saya mau belajar atau berkhayal, hampir semua film memberi saya pelajaran dan menemani saya berkhayal. Selalu ada dan jarang mengecewakan.

Saya jadi bersyukur karena ada film yang menemani ketika saya tak mau ngobrol atau tak ada teman ngobrol. Saya berterima kasih sebesar-besarnya kepada para pembuat dan pemain film yang telah bekerja keras untuk orang lain dan tentu terima kasih untuk Tuhan yang telah memberi film di kehidupan dan mengabulkan doa saya tadi malam.

Tidak ada komentar: