Rabu, 17 Februari 2010

Biarlah yang beda tetap beda

Akhirnya tiba juga waktunya untuk mengeluarkan isi kepala saya tentang ini. Hal ini sudah lama saya pikirkan, benar loh tapi belum sampai puncaknya. Hari ini sampai juga.

Ini semua tentang manusia terutama di bagian sifatnya. Sifat manusia yang pasti berbeda-beda. Saya senang menyebutnya dengan rasis dan arogansi kelompok, yang saya pikir ada hubungannya.


Manusia itu diciptakan sendiri dan mati sendiri. Saya rasa gunanya kelompok itu untuk menjaga eksistensi dirinya. Bahasa saya gaya juga. Jadi sebenanya si kelompok itu ada untuk memperkuat individu itu sendiri, maksudnya ketika di dalam kelompok dia kuat dan ketika di luar kelompok dia bisa menjadi dirinya sendiri.

Sayangnya, yang saya lihat tidak semua begitu. Banyak orang yang merasa kuat ketika di dalam kelompoknya tapi ketika dia sendiri hilang juga nyalinya.Tidak percaya? cobalah mulai perhatikan. Menurut saya, ketika orang itu di dalam kelompok dia menjadi sama dengan yang lain dan tidak berani mengungkap perbedaan, kenapa? karena perbedaan menurutnya akan menimbulkan masalah. Yah, intinya ikut-ikutan. Contoh mudahnya dari kelompok kecil, hanya untuk memutuskan makan dimana itu bisa jadi panjang dan membuat lapar karena harus menyamakan tempat dan muncul saling ga enak. Karena si kelompok biasanya bikin orang-orang jadi sama.

Biasanya kelompok itu juga punya teman yang itu-itu saja karena merasa itu keharusan. Saya pernah mempunyai pengalaman kurang baik tentang kelompok. Kelompok yang berkuasa yang hanya main dengan kelompoknya dan ketika mereka sendiri mereka akan memanfaatkan orang yang mereka kenal lalu ketika kelompoknya datang, wusss..hilang!

Rasis. Rasis disini bukan tentang Nazi-Yahudi atau tentang kulit hitam ata kulit putih. Tapi hal yang yang sederhana yaitu tampilan fisik dan otak. Fisik yang paling terlihat. Sadar atau tidak sadar banyak orang yang rasis yang hanya mau bermain dengan yang bisa dibilang "mirip" dengan dia, misalnya yang tampilan fisik menarik atau baju bermerek dan sebagainyalah.

Biasanya mereka malu dengan orang yang kondisi fisik berbeda, misalnya gayanya aneh atau secara fisik biasa saja. Kenapa? menurut yang saya lihat itu malu. Kenapa harus malu ya? silakan tanya sendiri, tapi kebanyakan dari mereka tidak mengakui, menyangkal atau tidak sadar kalau mereka rasis.

Kebanyakan orang-orang yang arogan di kelompoknya atau yang rasis ini memanfaatkan orang lain yang ada di sekitarnya, yah kalau ada perlu sajalah. Sayangnya kebanyakan dari mereka kurang pintar untuk bermain disana dan terlihat. Pintar-pintarlah sedikit dan sadarlah kalau setiap orang diciptakan dengan keunikan masing-masing maka terima saja atau jangan tunjukkan perbedaan.

Saya membuat tulisan ini tanpa bermaksud menyinggung individu atau kelompok. Semoga sama-sama intropeksi diri. Saya juga terus belajar menghargai orang lain.

Hidup perbedaan! dan seperti kata teman saya, yang beda itu jangan dipaksa untuk jadi sama.

2 komentar:

CSB mengatakan...

contohnya ky anak fikom ya?
nah, sekedar berbagi, org2 ngetop di 24, pas kuliah malah cman diem aja. kalah bersaing, krn gengsi sdh terlampau tinggi (demikian jg popularitas), jd gamau berbaur. kasian.

Penulis Dunia Dua mengatakan...

haha. seperti di Fikom dengan sebuah jurusannya.
kasian liat orang-orang itu.