Saya telah ditampar, telak. Saya juga telah ditusuk, dalam. Lalu saya diam.
Malu. Bodoh. Marah. Bagus saya masih bisa marah.
Akhirnya saya ditampar, malu. Ketika saya sadar, bodoh. Lalu tahu itu bodoh, marah.
Saya harusnya belajar dan terus merasa bodoh. Sombong itu cuma topeng atau sekedar tameng. Lalu kenapa jadi terlalu senang? Kurang bodoh apalagi itu.
Masih sempat bertanya salah siapa. Tentu bukan orang lain karena selalu bilang setuju ah mestinya ada yang tidak setuju sehingga kebingungan. Itu pintar yang bodoh kan.
Ketika semua setuju tentu benar. Memang tahu apa yang bilang setuju?
Jadi ketika semua bilang tidak setuju itu yang benar? Lalu benar itu ketika banyak orang yang bilang?
Tahu apa banyak orang itu?
Saya juga tahu apa? Saya lebih tak tahu apa-apa dari banyak orang itu. Lalu apa yang benar?
Mungkin, yang benar adalah terus belajar walaupun yang benar akan terus berganti. Berganti saat terus belajar dan akan terus berganti sampai nanti tak berganti karena telah jadi pintar atau lebih jelas disebut malas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar