Sabtu, 18 Juni 2011

Anjing

Waktu itu malam, aku tahu karena langit sangat gelap. Aku berjalan tanpa teman mengikuti langkah kaki yang diarahkan oleh perasaanku.

Aku melihat sekitar, tak ada yang jelas. Hanya bangunan tua yang sudah rapuh. Sepanjang jalan itu sepi. Tak terdengar apapun kecuali suara dari pikiranku. Aku tak tahu ini dimana dan akan kemana.

Setelah lama berjalan, aku melihat bayangan dan suara langkah kaki. Semakin terdengar dan bayangan itu semakin besar tapi lebih kecil dari manusia. Itu anjing.

Kubiarkan saja ia lewat toh tak mengganggu. Aku berjalan lagi, kulihat beberapa anjing melewatiku. Tempat ini penuh dengan anjing, tak ada bedanya anjing yang satu dengan yang lain. Besar, berwarna gelap dan tak ada yang peduli padaku.

Aku terus saja berjalan, kadang lurus dan beberapa kali belok. Disetiap tikungan banyak anjing yang hanya melihatku dengan tatapan yang mengerikan. Beberapa menyalak tapi tak berani mendekat.

Anjing itu seperti satu tapi banyak karena aku tak bisa membedakan mereka. Sama saja. Semuanya anjing. Anjing yang minta perhatian, minta diberi makan dan juga minta disayang bahkan ada yang beberapa ingin dituruti keinginannya.

Anjing bodoh dan tempat ini penuh dengan anjing tapi aku tak bisa keluar sehingga aku hanya memandang dan mencoba menuruti walau tak mau, aku tak punya cara lain karena inilah satu-satunya cara agar aku bertahan hidup, sementara.

1 komentar:

Dananjaya mengatakan...

Cindy.........