Senin, 17 Mei 2010

Adik Saya yang Hebat

Saya sudah lama kagum terhadap adik saya yang bungsu.

Adik bungsu saya sejak lahir tuna rungu. Lahir dengan kondisi fisik yang menarik diberkahi dengan kulit putih, hidung mancung dan tampan.

Beranjak di usia yang seharusnya sudah mulai mengenal kata ternyata dia belum. Saya kesal ketika orang bilang dia tidak bisa bicara dia hanya belum bisa bicara. Semakin besar saya semakin mengetahui sifat-sifatnya. Yang dahulu ketika saya kecil saya benci karena sangat egois, selalu marah dan tidak mau kalah.


Saya mulai sadar dan memahaminya ketika saya mulai berandai-andai menjadi dia. Saya merasa yang paling dekat dengan dia karena saya dulu sebelum saya kuliah di luar kota saya sering berbincang dengan dia. Saya sampai memahami dan menciptakan bahasa kami. Ya, kadang hanya kami yang mengerti.


Saya pernah mengalami masalah dan entah mengapa dia tahu. Tanpa bicara karena dia memang belum bisa bicara, dia hanya duduk dan saya memeluknya. Sudah lama sekali.

Ketika saya tidak ingin bercakap-cakap dengan siapapun maka saya hanya akan mengajak dia nonton di bioskop, saya suka karena dia tidak akan bertanya apa-apa.

Kadang saya membayangkan jika menjadi dia, apa rasanya tidak bisa mengeluarkan apa yang ingin disampaikan dengan baik. Hanya kepada orang-orang tertentu dan tentu tidak penuh dipahami. Sedangkan manusia makhluk sosial yang masih butuh orang lain.

Sejak kecil dia sangat suka bermain game sampai sekarang dia sangat mahir di beberapa permainan. Dia bahkan lebih jago di dunia maya dibanding adik saya yang satu lagi. Dia pengingat yang sangat baik.

Dia juga sangat perfeksionis, yang selalu mengunci rumah, mematikan televisi sebelum tidur dan bertanya siapa yang pulang paling akhir dan jam berapa. Saya pernah kena semprot suatu waktu karena pulang melebihi dari jam yang saya janjikan. Dia marah melalui surat, yang isinya hanya angka dicoret, nama saya dan tulisan salah. Tapi saya sangat malu membacanya.

Ya. Saya sangat terinspirasi oleh adik saya. Saya ingin menjadi teman bercengkramanya seperti yang dulu. Saya berharap dia menjadi orang yang sukses dan saya ingin berada dibelakang, disamping dan didepannya sepanjang waktu sampai dia bisa hidup dengan dirinya sendiri.

Saya dan Adik saya yan hebat

2 komentar:

CSB mengatakan...

adikmu yg satu lagi itu bahasa kerennya gaptek

dan, adikmu yg hebat itu boleh jadi adlh seorang Art Director & Copy Writer yg hebat.

Penulis Dunia Dua mengatakan...

iya si Rendy emang gaptek tingkat tinggi sekali loh.