Jumat, 26 Agustus 2016

Semua Untuk Hati

Akhir-akhir ini, dunia saya mengarah ke satu hal. Satu hal yang susah banget sumpah, yaitu pengen kerja sendiri. Pengen kerja ngikutin si hati ini maunya apa, mau kerja yang bikin senengnya bukan karena gaji, bos yang baik atau waktu libur yang lama tapi mau kerja yang bikin hati ini nyaman.

Keliatannya dan kedengerannya gampang karena "enggak ada hal yang mustahil", "bisa kok kalo usaha" dan kata-kata indah lainnya. Tapi kenyataan itu pahit, sepahit udah gede itu apa-apa butuh uang dan tanggung jawab makin besar. Enggak bisa lagi tuh yang namanya semaunya sendiri, berhenti kerja tanpa mikirin nanti tanggung jawab selanjutnya gimana.

Untuk berhenti kerja ini aja harus direncanain secara matang, dengan ngumpulin tabungan dulu. Pikir-pikir dua tahun cukuplah, semoga cukuplah, ya cukuplah, kalo bisa kurang gitu dari dua tahun. Ini masa-masa bimbang karena harus bener-bener menabung dan investasi kecil-kecilan buat usaha sendiri.

Usaha sendiri ini mudah-mudahan (semoganya) bisa menambang tabungan, membayar hutang dan membayar segala kewajiban. Ah, bacanya bikin enggak tenang sendiri. Dan nantinya si usaha sendiri ini juga yang membiayai keinginan hati. Amin. Amin. Amin!

Akhir-akhir ini beneran beberapa hal itu mengarah kesana. Entah emang dorongan dari alam bawah sadar yang mulai enggak kuat atau emang alam semesta mengarahkan lagi ke jalur yang benar dari si hati. Beberapa film yang ditonton, beberapa orang yang ditemui, beberapa cerita yang didenger. Semua mengarah ke keinginan untuk menjalankan hati.

Apa sih yang hati mau?

Hati mau berbagi. Hati mau nulis, dia mau bikin cerita yang bisa ngebantu orang lain. Hati ingin jalan-jalan, ketemu orang dan dengerin cerita mereka yang mungkin bisa membantu. Hati inginnya baca buku, nonton film, nambah ilmu dan buat bantu orang lain. Pengen ikut relawan di Afrika sana buat bangun rumah, pengen masuk ke pelosok pelosok daerah Indonesia buat bejalar dan ngajar anak-anak yang kekurangan guru.

Hati emang banyak mau sih tapi hati selalu mengarahkan ke hal yang baik. 

Dari mulai kepikiran pengen usaha ini, jiwa kreatif gak pernah berhenti dong. Sebuah keuntungan sebagai INFP atau INTP (yang berubah tergantung kondisi hati), jiwa introvert yang bekerja dalam diam. Semakin kreatif dalam diam, udah muncul beberapa jenis ide yang sebenernya mungkin mudah direalisasikan tapi juga sebagai golongan darah B yang kreatif dengan tingkat penundaan terhadap sesuatu hal sangat amat tinggi. Ini tuh bikin frustasi ke diri sendiri. Yaelah.

Kalau sedang semangat ada baiknya jangan dihempas, begitu terhempas maka semua akan berhenti. Seketika. Gak akan selesai. Belum ada kasus kalau berhasil. Cuma blog ini satu-satunya yang berhasil dibangkitkan kembali dari kegelapan.

Kebimbangan ini udah terjadi berbulan-bulan atau mungkin bertahun-tahun. Ini harus gimana????

Sebagai seorang pesimis yang kadang-kadang optimis atau mungkin realis ya. Jadi si mimpi kadang muncul kadang tenggelem. Yaelah, susah banget sih. Mungkin orang-orang optimis akan bingung bacanya tapi ini kenyataan asli seorang pesimis.

Sekarang. Tulisan ini juga bentuk doa. Semoga dalam dua tahun (kalau bisa kurang) si usaha sendiri udah bisa bantuin hati tenang. Tenang karena bisa ngejalanin apa yang hati mau, bisa bantu semua orang yang ada di dunia. Semoga.

Tidak ada komentar: