Kamis, 02 Mei 2013

Langit Kuning Sementara

Pagi hari seperti cerah tapi tak terlalu kurasakan. Siang yang lalu berubah menjadi mendung oleh beberapa kalimat yang muncul tanpa maksud menyakiti. Karena memang hanya seorang teman yang mampu berbicara seperti itu. Seharusnya sadar dan meyakini kalau kenyataan memang begitu.

Sore semakin mendung tanpa rasa. Senyum tersungging dan tawa membahana tapi tak bertahan lama. Pikiran itu sudah mau belok tapi perasaan memaksa untuk lurus demi kebaikan. Lalu lurus dan berhenti. Lalu, pikiran memaksa untuk belok kiri tapi perasaan mengatakan belok kanan.

Beruntunglah sore itu percaya pada perasaan. Sore itu kuning. Aku menunduk dan mendengar suara. Kutatap sumber suara itu dan senyuman terukir. Begitu saja. Menatap dan berkata-kata kaku lalu pergi meninggalkan bekas.

Pipi sudah berangkat ke langit. Langit sore itu kuning, sudah kubilang kan?

Langit malam juga kuning. Seharusnya aneh tapi nyatanya tidak. Pipi masih juga belum kembali dari langit. Masih betah rupanya jadi biarkan saja, toh dia senang.

Seketika berubah langit malam menjadi abu-abu. Lalu teringat semua perasaan dan percakapan beberapa waktu lalu tentang perasaan nyaman yang sudah dilupakan. Memang sudah seharusnya dilupakan karena sudah tidak ada gunanya.

Lalu, langit abu-abu kembari berubah menjadi kuning. Kuningnya bersinar terang. Memanggil seluruh anggota badan untuk menemui pipi yang terus berada di langit. Tapi belum waktunya menyusul jadi diam saja.

Langit malam masih saja kuning. Dua detik kemudian tak jelas lalu muncul banyak pertanyaan yang tak terjawab. Kembali diam.

Percayalah padaku, langit kembali menjadi kuning. Lambat laun pipi mulai terlihat dan turun. Untuk apa sih pipi bermain ke langit? Sudah seharusnya dia dibawah saja. Tapi aku tak senang melihat pipi yang akhirnya turun karena aku tak tahu kenapa ia harus kembali ke bumi.

Setelah itu langit kembali hitam karena pipi sudah turun maka langit kuning menghilang. Kembali menjadi langit hitam yang sama setiap malamnya. Tanpa bintang ataupun komet.

Tidak ada komentar: