Sabtu, 10 Juli 2010

Berkah dari si Banyak Omong (buat saya)

Hari ini saya bertemu dengan banyak orang tapi ada dua orang yang berkesan di hari ini. Nah, dua-dunya itu bertolak belakang sekali. Orang pertama banyak mikir dan banyak omong lalu yang satu lagi (katanya) enggak banyak mikir tapi banyak omong.

Saya jadi tergelitik untuk mencuri dengar si orang yang banyak omong. Wow! Pemikirannya itu loh jauuuuuh banget, dari tentang pendidikan sampai percintaan. Hebat sekali dia! Lalu saya jadi mikir gara-gara orang ini bilang "lo harus ubah dulu persepsi lo".

Wow lagi! ini orang hebat banget mau mengubah persepsi orang lain, pasti dia semacam Romi Rafael yang bisa hipnotis. Nah, abis itu saya jadi inget dosen saya pernah bilang tentang selera. Selera, persepsi dan sudut pandang saya pikir tak jauh berbeda. Maka ini ada hubungannya. Dosen saya bilang, "sejak jaman dahulu kala kalau ingin mempermasalahkan selera tiap orang tidak akan ada habisnya", maksud mempermasalahkan disini saya anggap ingin dijadikan sama dan untuk yang lain silakan persepsi sendiri ya. Makanya hebat karena dia mau ubah persepsi temennya.

Nah, ada lagi yang wow dari orang itu. Menurut saya dia berbicara dengan sangat baik tapi tidak mendengar dengan baik, karena setiap temennya bilang sesuatu dia akan menanggapi dengan hal lain yang dia pikirkan. Jadi saya lagi-lagi ingat tentang kekuatan mendengar dari bagian komunikasi. Mendengar itu 80% dari komunikasi loh jadi dalam komunikasi bukan bicara yang penting tapi mendengar, maka akhirnya Gorgeous George juga bilang "You never really learn much from hearing yourself talk."

Dan janganlah mendengar atau melihat sesuatu dengan terpotong karena menurut bapak Putu Wijaya sangat berbahaya. Seperti ini nih yang saya tulis, saya kan mencuri dengar makanya saya nangkep bagian yang menarik dan kebetulan tidak bagus. Walaupun saya tahu maksudnya dia bagus, supaya keliatan keren.

Bukan, ini catatan bukan untuk mencela itu orang. Karena saya justru berterima kasih karena ada hikmahnya saya ngeliat dia itu karena jadi belajar untuk enggak jadi kaya gitu dan saya berdoa untuk kebaikan dia karena udah bawa kebaikan untuk saya. Amin.

Oh iya, buat yang (katanya) enggak banyak mikir tapi banyak omong, maaf ya saya jadiin pembukaan tapi enggak diceritain. Semoga dapet berkah juga.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

pheeww,,
gw suka niiy statementny
"sejak jaman dahulu kala kalau ingin mempermasalahkan selera tiap orang tidak akan ada habisnya",

sama halny dengan kepentingan orang Lain. kita ngga bisa mengubah selera, persepsi, kepentingan orang lain agar sama dengan kita. masing-masing Lah. tapi maLah bnyak yang ribut krna hal tsb