Sabtu, 23 Desember 2017

Membuka Mimpi

Sesungguhnya kemarin-kemarin habis melakukan kebodohan. Bodoh karena enggak nulis, padahal nulis adalah sebuah sarana yang paling sehat dan mudah daripada cerita sama orang lain. Kemarin enggak nulis karena enggak mau cerita fantasi nyata terganggu sama curhat padahal mah gak bakal ada yang ngeh juga dan barusan kepikiran "kan bisa dijadiin satu sama label.

Akhirnya sudah dibikin label dan aman.

Sering kepikiran gimana caranya bisa hidup di dalam mimpi, maksudnya itu hidup seperti semua yang dikhayalin. Bisa kerja di tempat yang membahagiakan dan bisa ngebantu orang lain.

Setelah dipikir-pikir atau dirasa-rasa, di dalam tubuh gue itu banyak banget perasaannya dan saking banyaknya bisa semudah itu menangkap perasaan orang lain dan itu kadang bikin susah. Kadang doang sih.

Setelah bergulat dengan bekerja di kantor selama 2 setengah tahun dan akhirnya memutuskan untuk berhenti karena itu menghilangkan perasaan di dalam diri. Hidup udah kayak robot, bangun pagi mandi sarapan berangkat kerja makan siang pulang makan malam tidur, begitu Senin sampai Jumat dan Sabtu adalah satu-satunya hari dimana mau dipake buat aktifitas  walau jarang terjadi. Minggu adalah hari yang enggak boleh diganggu karena maunya cuma tidur.

Rutinitas itu terjadi selama dua tahun tanpa aktualisasi diri, bagian paling penting dalam diri manusia. Sama sekali enggak bisa merasa apa yang membuat hidup bahagia karena untuk merasa juga udah lelah. Perasaan seakan mati dan yang paling sedih adalah secuil kebahagiaan itu datangnya dari gajian dan hari Jumat dan kesengsaraan akan dirasa ketika bayar ini itu dan hari Senin. Begitu selama dua tahun.

Entah sih tapi rasanya uang seharusnya bukan jadi sumber kebahagiaan karena nanti akan jadi orang kemaruk yang enggak pernah puas. Sedihnya itu terjadi ketika kerja dengan uang yang ada rasanya kok gak pernah cukup, dengan gaji yang lumayan rasanya selalu kurang dan akhirnya dibutakan oleh uang.

Ya, kenyataannya hidup emang butuh uang tapi secukupnya aja dan bersyukur dengan apa yang ada rasanya cukup, tapi ketika hidup dibutakan oleh uang maka semua itu enggak cukup. Bawaannya jadi pelit karena merasa kurang dan mungkin karena jauh dari Tuhan jadi kurang percaya sama sistem rejeki. Semua pakai alasan sibuk kerja. Menyedihkan.

 Akhirnya hari yang ditunggu tiba, saat dipecat dari kantor. Bahkan keluar juga penuh drama tapi proses pemecatan ini emang udah jalannya untuk keluar dari kantor untuk refleksi. Refleksi tentang matinya perasaan selama dua setengah tahun.

Begitu keluar dari kantor, sebulan bener-bener istirahat enggak ngapa-ngapain dan kebetulan bulan puasa jadi bisa mendekatkan diri sama Yang Maha Kuasa sembari menghabiskan waktu untuk menyalurkan hobi.

Setiap hari bisa masak, olahraga, nonton, makan, baca buku, leha-leha, jalan-jalan muter-muter kemana-mana. Pokonya setiap hari itu berkuasa untuk mencoba hal baru. Kala itu adalah masa ideal. Ideal karena setiap hari ditentukan sama diri sendiri mau ngapain dan belajar apa. Disanalah sumber kebahagian berasal.

Setiap hari ngatur waktu untuk kerja paruh waktu, nonton, baca, leha-leha, nganter mama, makan, tidur, berak dan segalanya pokonya berkuasa. Karena atur waktu sendiri jadi mendekatkan diri dengan Tuhan juga enak, gak buru-buru dan khidmat.

Disanalah muncul perasaan tenang dan bahagia, muncul juga kepercayaan dan seakan baru paham dengan sistem rejeki. Seakan baru paham lagi dengan sistem mendekatkan diri. Ah, rasanya tuh indah deh. Di dalam tubuh hampir enggak ada kekhawatiran karena kepercayaan diri dengan adanya Tuhan.

Lalu, setelah beberapa saat..

Karena kedekatan dengan Tuhan katanya suka bikin setan iri. Katanya mah, ini mah nyalahin setan biar keliatan gak salah-salah amat. Tapi kekuasaan sama diri sendiri juga harus dikontrol dengan hubungan sosial. Karena terlalu indah sendiri jadi enggak suka berhubungan sama orang-orang. Rasanya males aja gitu karena enggak percaya. Yah ada ajalah pikiran jelek mah tapi semuanya beneran bisa di kontrol sih sebenernya.

Ketika masa suram itu mulai hilang maka sudah saatnya mendekatkan diri lagi dan kali ini sepertinya memang sudah saatnya untuk berhubungan sosial juga sama orang karena entahlah tapi rasanya harus.

Beberapa hari ini rasanya sedikit-sedikit muncul lagi keinginan untuk ini dan itu dan barusan itu kepikiran males itu beneran temennya setan. Pokonya kalo males langsung jalanin ajalah biar gak temenan sama setan.

Kata Pak Putu Wijaya juga masih mending ada harapan walaupun sedikit.

Jadi akhir-akhir ini dan ya hari ini rasanya jadi momen dimana keinginan ini dan itu muncul lagi. Dimulai dengan adanya tulisan ini, besok-besok mulai deh nyambung lagi blog cerita tentang film, tulisan tentang fantasi nyata, bisnis, belajar bahasa Jepang, serius kerja paruh waktu dan lanjutin bisnis yang tertunda. Karena banyak hal yang mau dicapai.

Karena perasaan yang banyak ini semoga yang paling banget bisa tercapai adalah bikin tempat untuk ngebantu orang lain. Ingin banget adopsi anak dan ingin banget bisa ngerawat anak-anak yang perlu dirawat, ingin banget ngebagi kasih sayang ke mereka yang butuh. Ingin banget bisa ngebantu bapak-bapak atau ibu-ibu dijalan supaya bisa kerja yang baik supaya anak-anaknya bisa hidup dengan baik. Ingin banget ngeliat enggak ada perang, enggak ada korupsi, enggak ada orang kemaruk. Karena sesungguhnya hati dupakai untuk itu kan.

Selain itu keinginan-keinginan egois yang juga pengen dicapai, pengen bayar utang lunas, pengen beli sepeda mtb dan pengen ke Inggris sama ke Jepang. Pengen banget ke dua tempat itu dari kecil dan itu harus diwujudkan.

Satu lagi ketakukan yang entahlah, ingin banget ngelakuin semua itu ditemani sama seorang cowok bisa mengerti. Selama ini ngeri ketemu cowok karena dirasa enggak bisa mengerti dan takut (katanya) cowok berubah setelah nikah. Tapi ketakutan itu kan harusnya jadi alasan buat berani ya kata batman juga, batmannya Nolan. 

Jadi, akhirnya sudah waktunya untuk membuka hati untuk laki-laki yang sudah dituliskan sebagai jodoh gue. Ayok kita nikah, yang kata cerita Nabi Adam itu kita dikasih pasangan supaya kita ngerasa senang. Ayok kita sama-sama ngerasa senang, saling bantu mewujudkan mimpi, saling mengerti atau berusaha mengerti, saling sayang dan saling menghormati. Mari kita membangun keluarga yang baik untuk kita. 

Tahun depan jangan lupa kita ke Jepang sama Inggris atau kemana kaki kita melangkah. Yuk!!!!

Tidak ada komentar: