Rabu, 17 Oktober 2012

Tama

Tama? Satama?

Aku ingat kita sedang duduk berdua, kamu pamer foto ke aku. Foto makanan. Lalu, kamu tanya "mau makanan yang mana? buat kamu gratis."

Aku cuma senyum dan kamu malah tertawa, lalu kamu terus menyodorkan foto-foto itu dan memaksa aku memilih. Maaf ya, aku tetap tak mau memilih.
Di tempat itu kita sedang tidak berdua tapi rasanya seperti berdua. Gara-gara kamu obrolan kita jadi hanya tentang makanan tapi rasanya tetap menyenangkan ya, mungkin karena sama kamu. Lalu seorang teman kita datang tanpa maksud mengganggu tapi aku rasanya terganggu.

Dia bilang, "kalian ini selalu aja berdua coba sekali-sekali pisah!". Lucu ya, aku enggak ingat kalo kita sedekat itu dan aku membantah seketika. Kamu lagi-lagi hanya tertawa, aku suka melihatmu tertawa. 

Lalu teman kita itu tiba-tiba memberi kita buku, ketika dibuka isinya banyak sekali tentang kita. Kita yang selalu bersebelahan, kita yang sering tertawa hanya berdua, kita yang suka menari di keramaian, kita diantara teman-teman yang lain. Aku tiba-tiba ingat semua dan sadar kita memang sedekat itu.

Kita mulai membahas semua itu dan lupa tentang makanan, menyenangkan tapi juga menyedihkan karena rindu. Tak berapa lama lagi kita harus berpisah, aku ingat punggungmu yang pergi itu. Tapi aku yakin kamu enggak pergi ninggalin aku karena kamu bilang kita harus ke London bareng-bareng untuk lihat Lumba-lumba.

Kamu udah enggak ada dan seketika aku lupa nama kamu, kata teman kita kalau aku lupa maka aku harus lihat telepon genggamku. Benar saja, disana ada fotomu dan tulisan "Tama yang selalu bikin kamu ketawa". Melihat itu aku langsung tertawa.

Sekarang kamu beneran enggak ada karena kamu cuma muncul di mimpi aku, tapi kamu terlalu jelas. Aku masih ingat bentuk tubuhmu juga rambutmu, kulitmu yang lebih putih daripada aku tapi aku tak tahu kamu siapa.


Tidak ada komentar: