Rabu, 16 Februari 2011

Laut Lebih Indah Ketika tanpa Sampah

Pada 12 - 13 Februari 2011, saya dan teman-teman saya mengunjungi Pulau Tidung yang merupakan pulau wisata di kawasan Pulau Seribu. Saya sangat menantikan kesempatan ini karena sangat suka duduk-duduk di pinggir pantai dan melihat laut luas.

Kami tiba di pelabuhan Muara Angke pukul enam pagi dan menunggu sekitar satu jam karena keberangkatan kapal pukul tujuh. Sambil menunggu saya melihat keadaan sekitar sambil berbincang dengan beberapa teman.

Duduk di warung makan dekat pelabuhan ternyata tidak senyaman itu karena saya harus menikmati bau khas dari ikan yang sangat menyengat belum lagi banyak genangan air dengan sampah yang berada dimana-mana, bukan tempat yang enak untuk menunggu.

Satu jam kemudian tibalah saatnya kami untuk menaiki kapal, yang kami lakukan adalah berbaris di depan pelabuhan kapal lalu menunggu giliran untuk di data nama panggilan kami setelah itu kami dipersilahkan untuk berdiri sejajar dengan ditemani bapak berseragam dengan senapannya.

Kami berjejer seakan tersangka kasus kriminal, setelah itu kami diizinkan untuk masuk dan sampai detik ini saya sama sekali tidak mengerti apa yang mengharuskan kami berdiri berjajar seperti itu.

Kami kembali melewati jalan dengan banyak genangan air berwarna hitam yang bisa saya pastikan sangat kotor. Tiba di pinggir kapal kami melewati beberapa kapal untuk menaiki kapal yang sudah dipesan oleh tour guide kami.

Ukuran kapal ternyata tidak terlalu besar dengan persediaan jaket pelampung yang tidak sesuai dengan jumlah penumpang dengan kondisi banyak yang rusak. Lalu saya memilih duduk di ujung kapal karena kapal penuh dengan penumpang yang lain.

Duduk di ujung kapal juga tidak semenarik itu karena harus melihat laut yang isinya sampah, kotoran manusia dan ikan mati sungguh menyedihkan dan membuat saya sangat kesal.

Setelah menunggu lagi akhirnya kapal kami berangkat juga, saya kembali memerhatikan keadaan sekitar. Kondisi air masih kecoklatan tapi sampah mulai berkurang dan tetap saja mengurangi keindahan laut.

Perjalanan beberapa jam mulai membuat saya terhibur karena melihat langit yang menyilaukan dengan keindahannya dan melihat air tanpa ujung, membuat saya berpikir tentang dunia yang begitu luasnya. Saya menikmati ketenangan luar biasa yang tidak bisa diungkapkan melalui kata-kata.

Sampai di Pulau Tidung kami beristirahat sejenak lalu dilanjutkan dengan snorkeling, ini adalah pertama kalinya saya mencoba hal itu. Muncul rasa penasaran sehingga ketika kami sampai saya dengan percaya diri langsung di dorong teman saya ke laut.

Saya menikmati melihat dasar laut dengan karang yang indah dan ikan-ikan kecil yang berenang kesana kemari tapi sayangnya kesenangan saya kembali terganggu ketika tiba-tiba air laut menjadi kotor dengan warna kecoklatan, saya sangat kecewa.

Akhirnya kami pindah posisi, di tempat kedua lebih indah dari sebelumnya. Bahkan saya yang tidak bisa berenang memberanikan diri ke tempat yang lebih dalam dan mencoba menahan napas agar benar-benar merasakan indahnya laut.

Saya tidak hanya melihat ikan kecil banyak ikan besar dengan warna-warna yang menarik dan sungguh menakjubkan. Saya kembali mengalami ketenangan dan kesenangan yang luar biasa, membuat saya tak ingin naik lagi ke perahu.

Waktu juga yang mengharuskan saya berpisah dengan laut yang indah dengan ikan-ikan yang menunggu saya kejar dan air yang jernih. Tapi saya senang dan saya akan kembali ke laut lagi ketika ada waktu.

Kami tiba di pelabuhan kecil di Pulau Tidung, yang saya cari pertama kali adalah pantai yang berpasir putih. Saya sangat menantikan duduk di pinggir pantai sambil membawa buku yang saya bawa, tapi saya tidak menemukan pasir itu.

Saya kembali menemukan sampah, kali ini di pantai dengan air jernih. Sungguh saya tidak percaya dengan kelakuan manusia yang dengan tega membuang sampah ke pantai. Sungguh merusak keindahaan yang saya harapkan.

Besoknya kami hanya jalan-jalan di sekitar Pulau Tidung dan saya kembali mencari pinggir pantai untuk menikmati buku saya, ternyata memang harapan tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Saya tidak menemukan pantai yang saya cari.

Masih ada beberapa pantai yang menarik tapi banyak juga yang memiliki sampah dari yang kecil hingga yang besar. Sedih saya melihat laut ciptaan Tuhan dikotori begitu saja oleh manusia tak bertanggung jawab.

Saya masih merasa kesal dan sedih kepada manusia yang tidak menghargai alam. Laut tempat yang paling tenang menurut saya dikotori begitu saja. Apa kalian tidak tahu? Laut itu sangat indah ketika tidak ada sampah.

Tidak ada komentar: