Senin, 31 Januari 2011

Antara Saya dan Mozart

Oke. Tadinya saya sempat kecewa karena ya saya masih manusia, tapi tidak lagi setelah saya ingat-ingat itulah usaha terbaik saya untuk mencapai apa yang saya inginkan. Jadi, ketika kalah atau menang ya saya sudah mencoba dan berani.

Saya sempat kesal ketika seorang teman bilang ini itu tentang tulisan saya, entah waktu itu dia melihat itu atau tidak tapi saya ingat tiba-tiba dia bilang "ya, emang susah kalo kamu pikir itu udah sempurna jadi enggak bisa diganti lagi". Saya tidak ingat persis kalimatnya waktu itu, tapi intinya seperti itu.

Saya jadi kaget ketika teman saya mengucapkan kalimat itu karena saya tidak sadar kalau saya tidak bisa mengubah tulisan saya karena memang sudah saya anggap sempurna. Bukan saya sombong tapi saya rasa itu memang sempurna, paling tidak dimata saya.

Persis seperti yang Mozart lakukan ketika operanya harus diubah dia bilang dengan pasti kalau karyanya sudah sempurna dan tidak mungkin mengubah sesuatu yang sempurna, tapi tunggu dulu itu Mozart yang jenius. Saya dan Mozart tentu berbeda, karena karyanya memang sempurna dan karya saya juga, dihadapan saya.

Mozart yang sempurna di hadapan saya tidak pernah menyerah untuk terus menghasilkan karya, maka saya yang sempurna dihadapan saya juga harus terus menghasilkan karya.

Jadi, jangan pernah bandingkan saya dengan Mozart. Yang pasti saya dan Mozart terus berusaha walaupun harus mengorbankan banyak hal. Saya siap, entah bagaimanapun hasilnya saya sudah berusaha dan berani.

Tidak ada komentar: