Rabu, 03 November 2010

Wolfgang Amadeus Mozart

Dia mati.Mati tanpa ada yang tahu.

Mati karena harus mati.
Mati karena jiwanya sudah berpisah.
Mati ya sudah hanya mati.

Semua tahu dia akan jadi apa.
Semua mencela dan menghina.
Dan semua akhirnya memuji dan mengelu-elukan.
Tapi dia mati.

Dia sempurna.
Dia tak tahu apa yang harus dia ubah.
Dia hanya sempurna dipandangan matanya.
Sempurna sampai dia mati.

Semua tahu dia akan mati.
Mati karena iri dengki.
Atau mati karena harus.
Tidak, dia hanya mati.

Mati, karena dia ingin kesempurnaan.

Tidak ada komentar: