Selasa, 22 September 2009

Hujan dan Kosong

Akhirnya aku berhasil membunuhnya, aku membunuhnya dengan tangan dan hatiku. Karena dia sudah hilang dan akupun hilang.

Tiba-tiba hari itu menjadi cerah, dengan matahari yang bersinar dan burung-burung yang berkicau. Hari ketika dia mati menjadi sangat indah. Muncul tangan yang lain, putih dan bersih membuatku tertawa lagi.
Hari-hari setelah itu menjadi indah.

Tapi, entah tiba-tiba muncul awan gelap dengan suara petir bersaut-sautan. Aku tidak dapat bersiap untuk lari, karena saat itu juga awan gelap menyelimutiku. Hujan turun dengan lebatnya dan hilanglah semua. Eh? Kemana semua?

Ketika itu juga aku ingin membunuh semuanya.

Tidak ada komentar: