Aku selalu ingin membunuhnya, setiap saat aku melihatnya yang ada dipikiranku hanya ingin menghilangkan nyawa orang itu. Jadi, lebih baik aku tidak melihatnya lagi. Lebih baik tidak melihatnya lagi.
Hari itu tanpa sengaja aku melihatnya, aku melihatnya tertawa. Entah kenapa aku ikut tertawa dan ingin membunuhnya. Tanpa kusadari aku mengambil gunting dari dalah tas hitamku dan aku berjalan perlahan mendekatinya.
Dia belum mengetahui keberadaanku dan tetap tertawa saja, aku menarik bibirku agar muncul sebuah senyum yang manis. Aku tersenyum dan menepuk pundaknya lalu dia menoleh ke arahku dan memberikan sebuah senyum yang manis bagi orang lain tapi tidak bagiku.
Aku memberikan sebuah pelukan hangat dan keluarlah cairan hangat dari tubuhnya, cairan berwarna merah pekat dan berbau. Dia masih tersenyum dan menatapku. Aku kembali memberikan senyuman kepadanya.
Aku bahagia karena dia akan segera mati, mati dan menghilang dari kehidupanku tapi dia mendekati telingaku dan membisikkan sesuatu. Lalu entah, aku yang tidak dapat bernapas lagi. Aku mati. Aku masih ingin membunuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar