Jauh. Jauh sekali. Tapi setelah sekian lama akhirnya terjadi perasaan berdebar. Awalnya tidak terjadi apa-apa dan tidak mau tau sama sekali. Tapi. Selalu ada tapi.
Hari itu hanya bisa mendengar dia berbicara walaupun tidak tau apa yang dia bicarakan. Berusaha untuk menahan diri tapi tatapan tak bisa berpaling. Hanya terus menatap semua gerak-geriknya, lekuk tubuhnya, perpindahan matanya dan gerak tangannya yang sering menyentuh kemejanya.
Tutur katanya halus dan tidak meninggi tapi tidak juga merendah. Tepat. Semuanya yang dikeluarkan dari dirinya menarik. Sangat menarik.
Suhu tubuh tiba-tiba menjadi hangat, helaan napas menjadi panjang dan jatung tak hentinya berdebar dan semakin kencang. Tatapannya mulai terbagi. Terbagi dan menjadi lebih sering.
Lalu, sudah dia pergi. Pergi meninggalkan rasa penasaran yang tak bisa dimengerti. Kami bagaikan Venus dam Mars. Semua terbalik. Hidupnya dan aku berbeda. Tampak tak ada yang sama. Obrolan kami pun tak sama. Tapi, rasa berdebar itu terus menerus menjadi pertanyaan tak terjawab.
Hari ini tiba-tiba dia datang. Tak tersenyum dan tak menoleh. Tapi lagi-lagi badan terasa hangat dan semua organ tubuh tampak tak bekerja kecuali detak jantung yang terdengar begitu keras.
Dia pergi. Kami saling menatap. Dia menunduk dan aku menoleh. Lalu kami bertatap lagi. Bibirku tak mau bergerak dan dia juga tidak. Bahkan sesungging senyum pun tak terjadi. Lalu dia pergi.
Sudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar