Suatu pagi yang tidak bersemangat, tiba-tiba terjadi percakapan yang kira-kira begini :
T :Temen
S : Saya
T : "Lo muak gak?"
S : "Muak"
T : "Sama siapa atau apa?"
S : "Sama apa aja. Kok?"
T : "Kok apa?"
S : "Kok tiba-tiba pas pertanyaannya"
T : "Gue muak banget sama hidup gue. Kenapa ya? Rasanya pengen lari dengan tidur terus."
S : "Nah itu. Pas. Gue hampir gak masuk hari ini. Gara-gara gak mau ngapa-ngapain"
T : "Iya banget. Gue masuk karena mau bantuian aja"
S : "Iya bener. Gak tau juga ini apa sih. Gue padahal punya jatah libur"
T : "Sama"
S : "Mau liburan tapi gak bahagia. Kenapa ya? Kayak yang kosong melompong. Ngerencanain liburan juga gak seseneng itu."
T : "Butuh pasangan hidup. Yang bikin depresi itu karena salah pasangan"
Suatu malam ya begitu aja, tiba-tiba terjadi percakapan yang tidak kalah seru dengan teman yang berbeda yang ujungnya begini juga.
T : "Asli, kita parah sih pasrahnya. Nothing excites us a lot banget ya?"
S : "Banget. Temenku juga bilang lo kenapa sih pasrah banget?. Ya abis mau gimana lagi"
T : "Sedih sih. Tapi..tapi apa bener kita gak bisa merasakan lagi?"
S : " Haha itu gak tau. Mungkin sih mungkin akan. Tapi gak tau."
T : "Gak tau kapan dan gimana yang pasti gak kaya yang pertama."
S : "Iyaa. Nunggu juga gak tau nunggu apa"
T : "Muahahahaha. Sama. Ya ampun."
Lalu apa?
Itu dua obrolan yang terjadi tiba-tiba dalam jangka waktu yang tidak terlalu jauh dan sambil ketawa-ketawa. Padahal obrolannya sedih tapi bahasnya ketawa, yang jelas sih saya ketawa beneran dan mungkin dua teman saya juga.
Mungkin bener juga yang bikin kami begitu adalah salah pasangan yang membawa petaka.
Tapi. Tulisan ini bukan tentang depresi.