Yang aku ingat setiap pagi kamu selalu menggangguku. Menutup mataku keras-keras dan hanya terdengar suara kamu menahan tawa. Kalau kau lakukan itu setiap pagi seharusnya aku tak perlu lagi menebak kamu siapa. Aku selalu terganggu dan mengejarmu dan biasanya tak pernah kena.
Aku terganggu karena kamu mengganggu rutinitasku setiap pagi, duduk di depan kelas dan membaca komik. Aku suka datang pagi-pagi, saat sekolah masih sepi. Aku suka membaca komik sambil menunggu teman-temanku datang, tapi kamu selalu menggangguku setiap hari.
Setiap hari sepertinya, bahkan ketika aku kesiangan dan tak sempat membaca komik. Kamu datang entah darimana dan menutup mataku keras-keras. Lalu berlari sekuat tenaga ketika aku mengejarmu, tak pernah sekalipun kamu mengalah agar aku dapat menangkapmu. Tapi syukurlah, aku tak tahu apa yang akan aku lakukan kalau aku berhasil menangkapmu.
Sepertinya hal itu jadi rutinitas kita, karena sempat aku mendengar salah satu temanku berkata kalau pagi hari tidak melihat kita berlari kesana kemari rasanya ada yang aneh. Ah! Aku terganggu sekali.
Dua hal yang sering kamu lakukan kepadaku. Menutup mataku dan memegang kepala sambil mengacak-acak rambutku. Dua hal itu membuatku kesal karena kulihat kamu hanya mengganguku dan yang bisa aku lakukan hanya mengejarmu. Selalu. Setiap hari.
Tiba-tiba salah seorang temanku bilang kepadaku, yang kamu lakukan itu untuk menarik perhatianku. Kamu tau tidak? Aku tertawa sekencang-kencangnya dan bilang hal itu tidak mungkin. Kamu itu orang paling iseng yang pernah aku kenal dan tak ada hubungannya dengan menarik perhatian.
Lagipula aku sedang tertarik pada seseorang. Seseorang tiba-tiba bilang kalau dia suka dan ingin menjadi pacarku. Aku tak ingat, rasanya ini bukan waktu yang bersamaan. Aku seharusnya menyimpan ini, aku hanya ingat kejadiannya tapi tak ingat kapan semua ini terjadi.
Aku kaget loh, bara-baru ini aku sedang mengingat kejadian itu semua dan tiba-tiba kamu menghubungiku. Bayangan beberapa tahun yang lalu itu muncul lagi tapi aku masih tidak ingat kapan kejadiannya. Sesungguhnya aku tak ingat kalau kita pernah menjadi kita.
Maaf.
Aku hanya ingat kamu menutup mataku dan mengacak-acak rambutku. Aku ingat aku menunggumu tapi kamu tak pernah datang lagi sampai kemarin. Aku tak ingat apa yang terjadi dan sudah tak merasakan apa-apa tentang waktu itu.
Aku hanya ingat kamu menutup mataku dan mengacak-acak rambutku. Aku senang karena mengingat waktu itu dan mengingatnya sambil tersenyum. Bagusnya ingatan aku tentang kamu yang tersisa hanya bagusnya.
Sayangnya, ketika aku ketik bagus barusan itu. Semua hal tentang kamu yang menyebalkan tiba-tiba muncul dan semua masih terekam jelas di diary aku. Aku rasa semua hal buruk yang terjadi padaku disembunyikan oleh ingatanku.
Semua muncul tiba-tiba untuk mengingatkanku. Aku tidak menyimpan dendam dan ingin membalasmu tapi cukup mengingat saja, toh ingat hal itu juga tak membuatku marah tapi malah membuatku tersenyum.
Yah, aku tetap senang kamu menghubungiku.