Senin, 25 Juni 2012

Ah!

Sudah sampai bingung harus bilang apalagi. Inginnya sudah ingin sekali tapi katanya belum waktunya. Sabarnya tak habis hanya tak tahu harus berbuat apalagi.

Sudah tak mau sampai pura-pura tak mau. Sudah juga mau sampai pura-pura mau. Lalu berakhir dengan belum waktunya. Karena memang tak bisa berbuat apa-apa.

Percaya sampai tak percaya lalu percaya lagi sampai bingung. Sepertinya butuh tapi takut tak butuh, sepertinya ingin tapi sebenarnya tak ingin.

Terlalu jelas katanya, sehingga susah. Padahal tak jelas kan lebih susah. Sepertinya memang sengaja dibikin susah. Sepertinya mengerti tapi tak mengerti.

Dengarkanlah yang ini!! Kalau begini juga tak dipedulikan, aku ragu. Ragu, bukan karena tak peduli tapi karena lagi-lagikah belum waktunya. Hatiku tak bisa kembali tidak percaya tapi ini terlalu kosong.

Kamis, 07 Juni 2012

Setelah

Kenapa takut?

Karena salah lalu takut. Seharusnya karena salah lalu berani. Bukan karena sombong tapi menanggung resiko. Apa sanggup hidup dengan menutupi kebohongan demi kebohongan. Lalu mau jadi apa? 

Semua tumpukan sampah itu kan ulahmu, kamu terlalu sombong untuk menyalahkan dirimu. Tentu, aku juga menyakini itu salahnya. Lalu mau apa?

Kelakuan busuk orang itu memengaruhi keputusan penting masa itu. Lalu salahnya? Baiklah, salahnya lalu salahmu. Dia yang salah juga sudah kau usir, tinggal salahmu kan? Akuilah.

Kumohon, sebelum kamu marah. Akuilah, pada akhirnya itu salahmu. Kuberitahu, kamu tidak punya hak menyalahkanmu lalu meratapi hidupmu yang berhenti. Terlalu jahat untuk berhenti, berhenti pada satu bagian. Pikiran dan hatimu masih bergerak bahkan dia dan yang lainnya kau bantu bergerak. 

Ingat, ada kalanya boleh hanya kamu dan aku tentunya. 

Begini saja, kamu sudah tahu salahmu dan kamu bukan manusia lemah yang butuh dikasihani. Kubantu kau bergerak, kubantu kau kembali dan ubah kebohongan jadi kenyataan.

Kamu pasti sadar, kita sudah harus berlari karena semua berjalan. Ini sudah waktunya.