Selasa, 31 Agustus 2010

Aku tidak takut

Ketika masuk ke duniaku sendiri aku tidak takut lagi. Aku tidak takut salah, aku tidak takut liar, aku tidak takut sendiri dan aku tidak takut apapun.

Aku bebas, bebas bercerita tentang aku, kamu dan mereka. Tentang kamu yang berubah menjadi aku. Tentang aku yang hanya ada aku. Semuanya tentang manusia.

Aku menikmati dan jangan ganggu aku dengan semua kata-kata busukmu apalagi dengan semua kebohongan-kebohongan untuk kepentinganmu sendiri. Kamu pikir aku tidak tahu, aku juga egois maka aku tahu.

Aku tidak mau lagi bicara. Aku tidak mau lagi kamu berada di dekatku. Aku sungguh tidak percaya karena kamu menusukku dari belakang bukan dari depan yang membuatmu bukan hal penting yang harus aku pikirkan.

Kamu tidak ada, dia pun tidak ada dan semua tidak ada yang ada hanya aku. Aku, dia dan temannya. Aku hanya akan diam sampai tidak tahu lagi siapa yang akan mendengar jadi kumohon jangan ganggu aku.

Aku hanya akan menunggu satu, satu yang memang satu. Satu yang menyeimbangkanku dan satu yang membuatku sempurna. Maka selain itu pergilah kecuali kalian yang kuanggap teman. Tapi tenang aku akan terus membantu tanpa kalian tahu karena aku sesungguhnya tidak ada.

Sabtu, 28 Agustus 2010

Tentang Ke(tidak)mungkinan

Rasanya memang tak mungkin karena bukan dari satu kesatuan. Tidak mungkin bukan tidak percaya diri tapi yang belum terlaksanapun hanya bisa jadi rencana.
Rencana yang tidak akan terlaksana karena aku tahu alurnya. Alur yang tidak mungkin kamu masuki.

Kamu hanya menjadi disana. Disana tanpa aku tahu. Kamu tahu.
Kamu bermain-main tanpa aku. Aku tidak meninggalkan apa-apa. Hanya satu yang kamu tahu. Bahwa yang kukatakan jujur.

Ketakutan yang muncul padamu mungkin terlalu besar hingga kamu hanya diam dan berhenti.
Maka aku melakukan hal itu. Diam dan berhenti.
Sampai kita bertemu nanti atau tidak. Tapi kamu menyenangkan. Kamu yang aku bilang menyenangkan.

Selasa, 24 Agustus 2010

(Sedang) Butuh Waktu Sendiri

Saya sedang dalam masa peralihan lagi karena kemarin hidup dalam masa tidak santai. Sebenarnya tidak mau menyalahkan orang lain karena terlalu sering berbincang maka salahkan saya sendiri saja karena terlalu sering berbincang.

Saya lupa waktu-waktu sendiri saya yang menyenangkan. Waktu-waktu dimana saya bebas mengungkapkan pendapat saya tentang diri saya. Maka saya ingin kembali ke waktu itu.

Jadi, untuk yang ingin mengajak saya berbincang. Tolong. Jangan setiap hari karena saya sedang tidak ingin. Tapi saya butuh bertukar pikiran tapi jangan setiap hari karena setiap hari perubahan saya terlalu cepat.

Untuk "itu"

Tulisan ini sebenarnya saya dedikasikan untuk seseorang yang telah membuat saya senang selama beberapa hari.

Terima kasih. Saya baru merasakan lagi yang namanya sesuatu yang tulus tapi bukan dari teman atau keluarga dan ini rasanya menyenangkan.

Sesuatu yang memang sedang saya butuhkan. Yah. Entahlah. Beberapa hari yang lalu benar-benar menyenangkan untuk saya karena saya merasakan yang namanya perasaan.

Tulus. Yang namanya tulus ini yang membuat saya benar-benar senang walaupun akhirnya saya sadar kalau belum waktunya saya dan dia menjadi sebuah kesatuan. Tapi saya merasakan yang namanya saya merelakan hal itu.

Istilah yang saya buat sendiri adalah mencukupkan karena saya rasa memang sudah cukup. Cukup merasa senang dan sudah saatnya untuk menjauh dan sepertinya doa saya memang didengar.

Jadi, walaupun tidak bisa saya sampaikan secara langsung karena kamu belum cukup umur untuk menerima pernyataan realistis dari saya. Maka walaupun kemungkinan kecil kamu mebaca tulisan saya, saya mengucapkan terima kasih banyak.

Selasa, 17 Agustus 2010

Selamat Ulang Tahun, Indonesia

Saya jadi tergelitik ingin menulis tentang Indonesia yang sedang Ulang Tahun ini karena ditandai catatan teman saya yang bernama Gantino Pamungkas.

Saya mungkin termasuk nasionalis yang apatis juga, entahlah itu apa yang jelas saya cinta Indonesia dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Optimisnya sih memang tidak ada yang sempurna.

Kalau ucapan ulang tahun kan isinya doa-doa, jadi saya mau berdoa untuk Indonesia.

Semoga Indonesia menjadi negara yang sehat secara lahir maupun batin, semoga manusia Indonesia mencintai Indonesia sepenuhnya sehingga tidak ada lagi yang mencari keuntungan pribadi dengan mengatasnamakan Indonesia, semoga budaya-budaya Indonesia tetap lestari, semoga adat-adat yang ada di Indonesia tidak dihalangi oleh Undang-Undang Pornografi, semoga Indonesia masih menjadi negara yang berdasarkan Pancasila karena agama yang diakui ada lima bukan cuma satu.

Semoga Indonesia memiliki pemimpin-pemimpin yang benar-benar cinta Indonesia dan ingin memajukan Indonesia, semoga Indonesia kembali lagi menjadi negara yang ramah, semoga hukum di Indonesia tidak bisa dibayar lagi, semoga masyarakat Indonesia benar-benar diberi kebebasan berbicara dan semoga saya bisa keliling Indonesia.

Semoga di Indonesia tercipta suasana aman, damai dan sejahtera serta perasaan saling menghormati dan saling menghargai seperti yang tertuang dalam Bhinneka Tunggal Ika yaitu "Berbeda-beda tetapi tetap satu".

Senin, 16 Agustus 2010

Menulis Untuk Sejarah Saya

Saya sedang tertawa sendiri melihat kelakuan saya sendiri. Heranlah saya melihat saya yang tidak bisa saya tebak ini. Jadilah saya harus pintar-pintar mengatur strategi untuk diri saya sendiri agar tujuan-tujuan saya tercapai.

Saya sadar diri ketika bercerita ke teman-teman terdekat tentang ini dan itu lalu dalam beberapa waktu lagi pikiran saya berganti. Bahkan hal yang saya sukai juga berganti tanpa saya sadari.

Untunglah untuk merekam jejak saya sendiri saya menulis catatan-catatan tentang hidup saya dan ketika membaca itu lagi (kadang-kadang) membuat tertawa sendiri. Jadilah saya pernah norak, pernah keren, pernah bodoh, pernah pintar, pernah mengesalkan dan hal-hal lain sepertinya saya sudah pernah.

Catatan ini pun saya tulis untuk merekam apa yang pernah saya pikirkan dan pernah saya tulis. Jadi akan sangat berguna buat saya bukan untuk anda yang membaca. Seperti kata Pramoedya Ananta Toer :

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian."

Yah, semoga tulisan-tulisan saya selama ini abadi dan tidak hilang dalam sejarah seperi sejarah negara saya.

Mumpung masih muda nih, coba-coba hal baru lagi ah. Biar nanti pas udah tua kalau ada yang bertanya saya bisa jawab "pernah".

Kamis, 12 Agustus 2010

Tidak bisa ditebak

Saya sedang flu dan ingin menulis. Sebenarnya kemarin banyak hal yang ingin saya tulis tapi saya bodoh sehingga tidak terekam dengan baik.

Maka saat ini saya menulis ketika semua masih jernih. Jernih karena semua masih terasa. Euforia dan kebalikannya. Sial. Namanya hidup harus bolak-balik dan karena sudah tahu resikonya jadi begitulah.

Lama-lama saya pikir saya bisa meramal. Haha. Dan entahlah saya ingin berhenti berpikir karena pikiran saya sedang saya mengganggu karena banyak jawaban yang membuat saya jadi terus berpikir.

Memang hanya orang bodoh yang bisa tahu dirinya sendiri. Saya bingung sama diri saya sendiri. Nanti saya pikir saya begini lalu tiba-tiba saya begitu. Dan saya pun tidak bisa ditebak oleh saya sendiri.

Jadilah saya pun tidak bisa mengontrol diri sendiri di saat kadang-kadang. HAH! Yang paling bisa saya lakukan adalah bilang tidak tidak terhadap apapun dan bilang iya terhadap apapun.

Yah. begitulah saya. Saya pun kadang tidak mengerti maunya saya, yang jelas saya mau yang tidak saya punya dan tidak mau yang saya punya. Menyebalkan karena bergelut dengan realita.

Jadi, selamatlah untuk saya yang saat ini belum bisa hidup tenang karena banyak maunya dan banyak tidak maunya.