Kamis, 29 April 2010

Masa Lalu Untuk diintip

Saya mengintip masa lalu untuk maju. Tapi sepertinya kemarin terlalu banyak.

Saya baru sadar atau teringat, apa sajalah yang penting itu maksudnya. Kalau masa lalu ya sudah berlalu apapun yang dilakukan hanya menjadi masa lalu. Makanya itu hanya buat belajar dan jangan dijadikan patokan hidup.

Kata-kata yang sudah diucapkan di masa lalu, yasudah. Nanti kalau ada yang nanya "waktu itu kamu bilang ini, kenapa sekarang begitu?". Sang egois bisa menjawab dengan pasti "itu kan dulu!". Jahat memang, tapi apa mau dikata ya memang sudah berlalu.

Masa lalu bukan untuk menyesal tapi untuk belajar kalau memang salah ya jangan diulang lagi. Jadi, jangan terlalu melihat masa lalu bisa bahaya.

Masa lalu juga bukan untuk diulang walaupun sangat menyenangkan, misalnya kata-kata yang berkesan atau masa-masa indah bersama teman atau pacar gitu yah. Karena itu dulu, bisa saja sekarang sudah jauh atau semakin dekat tapi jangan berharap itu terulang. Ingatlah sifat manusia.

Saya baru baca komik, komik itu banyak pelajarannya buat saya. Disana dibahas manusia yang hidup di masa lalu hanya akan menyimpan dendam jika sedih dan kebodohan jika senang, saya sebut bodoh karena kebanyakan sudah puas dengan senangnya dan tidak mau maju.

Saya hidup di masa sekarang dan menuju masa depan, maka masa lalu saya anggap penting untuk mengingatkan. Jadi, hanya boleh diintip saja jangan dilihat terlalu lama.

*seger juga abis nulis ini

Saya yang sabar dan sombong

Tetap ingin dan berusaha terus untuk menjadi diri sendiri.

Walaupun sombong dan menyakiti orang lain.
Tapi untuk kebaikan yang disakiti.
Walaupun jujur dan menyakiti orang lain.
Tapi untuk kebaikan yang disakiti.
Walaupun bohong dan menyakiti diri sendiri.
Saya masih bisa menyembuhkannya sendiri.

Saya hanya ingin menerima semua orang apa adanya.
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Karena yang bertanggung jawab atas kebahagiaan kita hanyalah diri sendiri.
Jangan pernah menyalahkan orang lain.
Banggalah dengan sudah diputuskan walaupun kadang menyakitkan.
Terimalah.

Saat ini saya masih sabar dan terus sombong.
Karena menurut saya ini yang paling bisa diandalkan.
Resiko.

Entah, Saya percaya ketika waktunya tepat semua akan terlihat.
Saya yakin akan ada waktunya kita bertemu.

Saya hanya bisa apa adanya dan menerima semua orang dengan apa adanya.

Minggu, 11 April 2010

Darah dan Kesepian

Aku kembali. Aku kembali dari tidur panjang yang melelahkan. Tidak dapat kulihat lagi senyum diwajahku, semua semu. Aku kesepian. Aku benci keramaian yang sepi. Aku seperti akan mati. Mati dan tak berdaya melawan semua.

Masih kuingat darah waktu itu, darah orang-orang yang kubunuh. Bukan salah mereka tapi salahku. AKu tidak menerima mereka tapi mereka tidak kutinggalkan malah kubunuh. Kubunuh dengan keji.

Aku benci dengan orang-orang yang berseliweran, aku benci orang-orang yang datang dan pergi, aku benci semua yang memanfaatkanku. Dan semua sudah kubunuh dihari itu.

Hari ini aku sudah keluar dari tempat laknat itu dan aku tidak bisa melihat diriku tersenyum.